Mohon tunggu...
Alviani MustikaSari
Alviani MustikaSari Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa

Perempuan yang ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengembala Impian

8 Februari 2020   21:00 Diperbarui: 8 Februari 2020   21:45 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Anak pengembela dengan suka ria. Saku kiri dipenuhi impian. Seharian menerjang bagai petualang. Sampai petang waktunya pulang.


Melawan berbagai rintangan kekurangan.
Mengais asik yang terusik.
Berbisik kesabaran dibawah menjulangnya, pohon yang bimbang.
Terkulai raut wajah yang lelah.

Jalur yang membentang.
Mengukur tekad impian yang sederhana.
Wahana-wahana yang ada.
Hanyalah sisa bentuk keadilan yang penuh pertimbangan.

Kami adalah korban yang menjadi beban, hingga impian kami lalu diendapkan. Mengikuti alur ibu pertiwi. Atas dasar kami masih berbakti.

Berbakti pada keadaan,
Kekurangan, dan rintangan yang telah dipilah lelah, penuh kesyukuran diatas kesejahteraan kehidupan para penikmat kekupuran.

Lomboktengah,08Februari2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun