Sebagai pendidikan vokasi pelayaran, tentu para siswa yang sedang dididik dan dibina membutuhkan dukungan nyata dari dunia industri maritim, mereka membutuhkan tempat, sarana dan prasarana yang nantinya bisa diakses dan digunakan untuk praktek atau kerja lapangan agar semua ilmu dan keterampilan yang  didapat dari lembaga pendidikan bisa lebih dikuatkan dengan melaksanakan praktik lapangan langsung di dunia industri maritim.
Selain bentuk dukungan nyata seperti tersebut diatas, dunia industri maritim juga dapat mendukung dengan memberikan kontribusi dalam bentuk yang lainnya, seperti yang tertulis pada ayat (4), yaitu : Kontribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa :
- Memberikan beasiswa pendidikan;
- Membangun lembaga pendidikan sesuai dengan standar internasional;
- Melakukan kerja sama dengan lembaga pendidikan yang ada; dan/atau
- Mengadakan perangkat simulator, buku pelajaran, dan terbitan maritim yang mutakhir.
Maka dari sini saya dapat menyimpulkan, bahwa untuk mewujudkan dan melaksanakan pengembangan SDM pelayaran Indonesia melalui sektor pendidikan dan pelatihan pelayaran membutuhkan waktu, pola dan model yang tersistem, terencana dan berkesinambungan. Semua pihak tidak bisa berjalan sendiri -- sendiri, semua pihak harus bergandengan tangan untuk melakukan sinergi dan kolaborasi, sehingga apa yang kita impikan bersama, kita wujudkan bersama pula.
Referensi :
Standards of Training, Certification and Watchkeeping (STCW)1978 amandemen 2016.
UU. No. 17 tahun 2008 tentan Pelayaran
Malayu Hasibuan (2005), Pengembangan Sumber Daya Manusia
Mathis (2002), Human Resource Development
Penulis : Altril Rayendra, Akademi Maritim Nusantara Cilacap, 2022, (altrilr@gmail.com)