Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tanggal tua

28 April 2017   13:44 Diperbarui: 28 April 2017   14:08 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Apakah kita bisa makan hari ini mas?" Tanya dia padaku

"Bisa"jawabku optimis

"Ini bukan tentang pagi ini, siang dan sore nanti"

"Ada" 

"Ayolah jangan beri aku angin surga mas""

Aku diam pamit pergi

"Mas kemana?"

Aku diam pergi mencari udara segar sambil berjudi adakah angin atau hujan yang akan meberi aku rejeki. Sengaja motor bututju ku tinggal tidak ada bensin! Alasan klise seorang miskin seperti saya. Aku berjalan menuju pasar sebelah. Belum jauh aku berjalan ada yang menepukkan dua tangan kepadaku.

"Mas tolong bawakan  belanjaanku berat nieh" tampang kuli ya tidak apa-apa jumat berkah aku ambilkan dengan niat menolong wanita sepantaran umur istriku cantik dan mobilnya mewah, aku ikhlaskan menolong.

"Ini mas buat beli nasi" limapuluh ribuan aku terima sambil berkata " kebanyakan bu" dia diam diantara uang ada kartu nama terselip"ndak apa-apa mas kalau mau kerja telepon aku dikartu namaku bang "

 Aku diam aku tidak mau tahu kenapa semulia dia dan aku selalu bersyukur karenamu ya Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun