Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prabu Dharmawangsa Mantu

9 Desember 2022   20:10 Diperbarui: 9 Desember 2022   22:22 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dharmawangsa mantu sebuah epilog

Prabu Dharmawangsa mantu
Ketika bumi ganjang ganjing banyak gempa disana sini. 

Semua tercekam dalam seramnya nasib banyak tragedi yang muncul. Ketika sang prabu Dharmawangsa mantu untuk putranya.

 Bukan prabu sembarang prabu namun penguasa ke tujuh Nusantara ini benar-benar sedang menikmati masa surutnya ketika kekuasaanya tinggal menghitung hari. Ini bukan perpindahan negeri Kahuripan ke Jenggala dan Daha namun ide perpindahan ibu kota itu sudah nyata didepan mata.

 Ketika sang prabu Dharmawangsa mantu untuk putranya. Bukan prabu sembarang prabu namun penguasa ke tujuh Nusantara ini benar-benar sedang menikmati masa surutnya ketika kekuasaanya tinggal menghitung hari. 

Ini bukan perpindahan negeri Kahuripan ke Jenggala dan Daha namun ide perpindahan ibu kota itu sudah nyata didepan mata.

Semua sudah tahu new Prabu Dharmawangsa penguasa Nusantara ini sedang menunggu untuk kepertapaannya menuju asal usulnya kelak jadi orang biasa lagi walau pernah jadi "ratu" dan penguasa yang diusung kaum banteng ini akan kembali lagi jadi rakyat biasa seperi tahun 2024 yang simbolnya adalah 8 alias kelanggengan urip.

  Episode manis mantu anak bungsunya adalah sebuah upaya inilah aku yang bisa satukan Jogja dan Solo dalam simbol perkawinan persatuan kerajaan Mataram dengam simbol putranya Solo dan putri asli Jogja.

Inilah yang diharapkan akhir yang Khusnul qotimah kelak.Dharmawangsa mantu sebuah epilog

Semua jelas tersebar dari mulut ke mulut dan dari media media medsos dan surat kabar dan tv saling berlomba membuat berita tentang sang prabu yang baru mantu.

Semua yakin dibalik nguri-nguri budaya jawa seakan tidak menutup mata lobi kekuasaan dan peta kekuatan bisa dilihat dari semua yang ada saat ini, semua tamu dan semua keadaan bisa di tebak untuk pertaruhan 2024 kelak.

Semua orang di amgkringan semua bicarakan, "oleh undangan ora dab?" Pertanyaan guyon yang wakili betapa cairnya suasana di Jogja yang buat orang jadi biasa saja kelak.

#epilog

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun