terlampau ke-dalam ; aroma Kenanga tercatat di pusara imajinasi haru.
Dari alam yang masih tak ku-paham
ada telaga di detak jantungmu
udara menanam bunga-bunga sajak
jejak napasmu memanggil esok tanpa jarak.
Ada suara yang menyeru gagah
“Terkembanglah bersama kalamku (Sang Penyair)
Saat bayang gemawan senja melingkar teduh, menyesap keutuhan makna luruh... dan janganlah gerak ambisimu gaduh!”