Mohon tunggu...
Alonk Badriansyah
Alonk Badriansyah Mohon Tunggu... lainnya -

★Blogger mobile★ "Yang selalu berpetualang di dunia maya dengan hape jadul"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ngigau Bikin Kacau #Bagian 2

7 Oktober 2013   20:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:51 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kemana hape nitnit ku, ya? Padahal sebelum tidur aku menyimpannya dipinggiran ranjang dekat tubuhku...". Gerutuku; kesal! Dengan penuh penasaran, aku turun dari atas ranjang. Kubuka gorden kamar, agar cahaya matahari pagi masuk menerangi seluruh sudut ruangan kamarku. Lalu kugeledah setiap sudut, kuperiksa seisi kamarku, tapi tetap saja hape nitnitku tak kutemukan! "Hadoh, lenyap deh hape nitnit legendarisku yang cuma satu-satunya itu..". Keluhku; lemah. "Jangan-jangan ada pencuri yang masuk kamarku, ya?". Pikirku, curiga! Segera kucabut dompet dari kantong celana belakangku. Kuperiksa isinya, uangnya masih utuh, tak ada yang hilang sepeserpun! "Aneh...". Gumamku, tak mengerti. Kuperiksa barang-barang yang mungkin berharga untuk dicuri, tapi barang-barang dikamar dan isi rumahku masih utuh tak ada yang hilang satu-pun! "Kalau hape nitnitku yang tidak begitu mahal harganya dicuri, kenapa uang didompetku dan barang-barang berharga dirumah ini tidak dicuri juga, ya?". Kebingunganku semakin bertambah diantara deru
nafasku yang kencang_takteratur karna kelelahan mengobrak-abrik isi kamarku. "Atau mungkin oleh babi ngepet ya?". Kali ini pikiranku berbau tahyul. Karna mungkin teringat waktu itu dikampungku sedang ramai issu babi ngepet. Sudah banyak pengakuan dari para tetanggaku yang kehilangan uang secara misterius dari tempat penyimpanan uangnya! "Tapi, mana mungkin babi ngepet mencuri hape nitnit, bukannya babi ngepet itu spesialis mencuri uang?!". Bisik hatiku mementahkan kecuriga'anku tadi.

―※―※―※―

Kutanyakan pada ibu, siapa tau ibuku melihat ada teman yang biasa maen ke rumahku meminjam hapeku. Ibu pun tidak tau, malah nyuruh menanyakan pada ayah. Soalnya tadi malam sekitar jam setengah sebelas, seperti biasanya ayah pergi ke warungnya mang usin untuk gabung dengan bapak-bapak lainnya ngobrol ngaler-ngidul sambil minum kopi dan merokok disana. Karna dirumah ayah tidak diperbolehkan merokok oleh ibu. Alasan ibu sederhana: bau! Kebiasaan ayah keluar rumah malam itu takpernah kunci pintu. Dan pintu kamarku pun terbuka, saking ngantuknya malam tadi sampai-sampai pintu kamarku pun taksempat dikunci dulu!
Sehingga siapapun bisa dengan mudah memasuki rumahku. Kebetulan ayah datang menghampiri aku dan ibu. Aku pun menceritakan semuanya kepada ayah. "Pasti ada yang nyuri!". Celetuk ayahku, yakin. "Masa barang-barang berharga gak ikut dicuri?". Aku memotong ucapan ayah. "Malah uang yang ada di dompet si cecep-pun tak ada yang hilang sepeser-pun!". Ibu menimpali. "Coba tanya a tobar!". Perintah ayahku. Aku pun pergi untuk memanggil a tobar yang rumahnya bersebelahan dengan rumahku. Taklama akupun kembali bersama a tobar dan temanku si epul yang kebetulan sedang main dirumah a tobar. "Gak tau, gak pinjem!". Jawab a tobar, serius. "Apalagi saya!". Si epul spontan ikut memberikan jawaban, walaupun kami tak ada yang menanyai-nya! "Coba pul miskol nomor hape-nya si cecep, kartu ku gak ada pulsanya!". A tobar memerintah. Si epul pun mengeluarkan hapenya, dan mencoba menelpon nomor hape ku. "Tidak aktif, nomor diluar jangkauan jaringan!". Si epul melaporkan. "Berarti benar hape si cecep ada yang nyuri!". A tobar meyakinkan! Sesaat semua yang ada disitu terdiam. Semua terhanyut dalam prasangkanya masing-masing.
"Gara-gara ayah, sih! Keluar malam-malam tidak mengunci pintu rumah!". Tiba-tiba ucapanku meluncur begitu saja memecah kebisuan! "Enak saja kamu nyalahin ayah! Salah kamu sendiri; tidur kayak bangkai!". Ayah balik menyalahkanku. "Sudah, sudah, jangan saling salahkan, ini musibah!". Ibu melerai adu mulutku dengan ayah. "Kita ambil hikmahnya saja dari peristiwa ini. Bahwa setiap saat kita harus tetap hati-hati dan waspada. Jangan leha-leha terhadap keamanan lingkungan. Terutama dilingkungan rumah kita!". Gaya bicara ibu seperti seorang pembicara yang sedang memberikan penyuluhan dalam sebuah acara yang bertemakan keamanan lingkungan!
Taklama beberapa orang tetangga dekat yang kebetulan mendengar kegaduhan didalam rumahku datang menanyakan ada kejadian apa? Setelah ibu menerangkan, merekapun mempunyai kesimpulan bahwa hape nitnit ku memang ada yang mencuri! Karna memang semalam pintu rumah dan kamarku tidak terkunci!

※―※―※―※

Ketika semua orang yang ada disitu hanyut dalam prasangka dan kecurigaannya masing-masing, tiba-tiba masuk seseorang; yang taklain adalah a raka yang termasuk saudaraku juga. Dengan rambut kusut dan wajah bantalnya, sambil sesekali menggosok-gosok matanya yang belekan; khas orang bangun tidur! Pikiranku pasti dia akan menanyakan juga tentang hape nitnit ku yang hilang. Aku melihatnya, tiba-tiba dia mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya yang kedodoran! Sesuatu yang membuatku sejenak terkesiap_kaget! "Makasih cep.. Nih ambil, aku sudah pinjamnya...". Kata a raka sambil menyodorkan tangan yang memegang sesuatu itu ke arahku. Aku seperti baru tersadar dari mimpi, segera kusambar sesuatu dari tangan a raka itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun