Berpuisi
Aku ingin menikahi  perempuan yang pandaiApakah salah seseorang laki laki yang ingin hidup dengan pendamping yang bisa pandai membaca bait-bait puisi. Tidak perlu bisa memasak, mempoles wajah dengan make up, berharta kaya dan berstrata mulia.Â
Alangkah senang diri, setiap hari melihat dia menyambut hari dengan membawakan kalimat indah yang menentramkan hati, bahkan dia mengucapakan pelafalan dengan tepat, mudah dipahami maksudnya, gampang dimengerti dan manfaatnya akan menguatkan komunikasi dalam keluarga.
mengaji juga termasuk membaca puisi, bukan ?
Karena di dalamnya mengandung lughoh sastrawi yang tinggi, mana yang tidak mau seorang perempuan yang pandai membaca puisi dengan makroj, tajwid dan panjang pendek yang bener ?
Perempuan pembaca puisi adalah makhluk yang pandai merepresentasikan perasaan dengan tepat dari apa yang ditangkap dari objek kehidupan. Dia juga pandai dalam memposisikan mimik wajah, memasang kesedihan disaat tepat, bahagia dengan cara benar.
Wanita yang tidak muluk harus tampil menyenangkan dan berpura menyembunyikan kesedihan, tidak bisa menangis selalu bahagia, tampakya itu tidak mungkin karena pada dasarnya sedih dan senang adalah  dua mata koin tak terpisahkan. Hanya Pembaca puisi yang mengerti bagaimana menempatkan sesuatu pada porsinya dengan persisi.
Andai bisa memilih, aku ingin menikahi dan menutup hayat bersama perempuan yang pandai berpuisi, yang tahu intonasi dari puisinya. Bagaimana memilih waktu berjeda, mengambil jarak antar bait, agar tidak saling menyakiti disaat mengambil rindu. Â
Bagaimana mungkin bisa membaca puisi jika tak memahami kata dan makna. Bisa metamorfosa retorika tapi tidak paham  dari makna tentu tidak ada artinya dan miskin nilai.
Tentu perempuan yang pandai berpuisilah yang paling kaya dengan nilai.
Kemarin aku ditanya " Kenapa disaat akhir percintaan selalu dengan cidera " Karena perempuan tidak bisa membaca dari tanda-tanda dan kosakata yang rumit dari implikasi dari objek yang ditangkap indrawi.
Aih perempuan yang pandai perpuisilah yang bisa pelan-pelan menerka keindahan majazi, memamah halus perkataan ilutif bahkan.. Dia tahu dengan imajinya bahwa segala ilusinya bisa digambarkan dengan gamblang.
Puisi adalah replika atau miniatur dari kehidupan penyair, dia adalah makhluk yang pandai mengenal, bagaimana mungkin bisa menghayati dalam tanpa mengenal siapa penyair. Ini adalah sebuah sikap yang mendahului pengertian sebelum menjudge.
Tuhan jika aku bisa membuat takdirku sendiri, aku ingin menikahi perempuan yang pandai membaca puisi.
Almualif