Mohon tunggu...
Almira Ramada
Almira Ramada Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student at Padjadjaran University

I explore, learn, and share.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Kampus dalam Memastikan Asupan Gizi Seimbang pada Mahasiswa

5 Januari 2023   12:32 Diperbarui: 5 Januari 2023   14:42 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makanan yang bervariasi. (Foto: Almira Ramada)

Selain mengerjakan tugas kuliah yang seakan tak ada habisnya, salah satu hal yang paling sulit bagi anak kost adalah menentukan menu untuk sarapan, makan siang, dan makan malam. Sebagai kaum yang baru saja memasuki usia dewasa, menurut Ballingall & Avgoulus (2008), mahasiswa pada umumnya memang belum terbiasa menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri.

Selama bertahun-tahun, mereka biasanya tinggal membuka tudung saji untuk mengisi perut sepulang dari beraktivitas. Artinya, bukan hanya tidak memasak, mereka juga kerap kali tidak ambil bagian dalam menentukan menu yang harus disiapkan setiap harinya. Padahal, menentukan menu itu cukup kompleks karena yang ditentukan bukan sekadar jenis makanan saja, melainkan juga kesesuaian cita rasa satu lauk dengan lauk lainnya, serta kelengkapan kandungan gizinya.

Diterpa angin kebingungan ini, para mahasiswa sering kali bergantung pada jenis makanan yang mudah didapatkan di sekitar mereka. Misalnya, jika di sekitarnya hanya terdapat penjual mie ayam dan bakso, mereka cenderung untuk menjadi sering mengonsumsi makanan jenis tersebut. Hal ini dapat berdampak negatif di kemudian hari karena kurang bervariasinya makanan yang dikonsumsi seseorang dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya nutrisi yang diperlukan tubuh.

Pola makan yang sehat memang dibutuhkan untuk memastikan kesehatan, terutama dalam jangka panjang. Menurut Lee & Yoon (2014), pola makan seseorang pada usia "mahasiswa" atau dewasa muda akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan pada tahap kehidupan selanjutnya, bahkan hingga usia tua. Tidak hanya itu, bagi perempuan, pola makan dan asupan gizi pada usia itu dapat berpengaruh pada proses kehamilan, melahirkan, dan pengasuhan anak.

Secara spesifik, asupan gizi yang tidak seimbang dengan terlalu banyaknya kandungan gula, karbohidrat, dan lemak yang masuk ke dalam tubuh dapat memicu obesitas jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang sepadan. Lebih jauh lagi, tubuh yang mengalami obesitas berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit-penyakit kronis, seperti diabetes dan kondisi-kondisi lainnya yang berhubungan dengan diabetes (WHO, n.d.).

Sehubungan dengan itu, International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa angka prevalensi diabetes akan meningkat dalam dua dekade mendatang. Berdasarkan perkiraan IDF, angka pengidap diabetes yang berjumlah 19,5 juta pada tahun 2021 akan mencapai 28,6 juta pada tahun 2045. Hal ini bukannya tidak mungkin mengingat menurut Kemenkes (2022; dalam Kompas.com, 2022), asupan gula, garam, dan lemak (GGL) 28,7 persen masyarakat Indonesia melebihi batas anjuran.

Hal ini menjadi urgensi dibutuhkannya perubahan pola makan ke arah yang lebih sehat pada mahasiswa yang masuk ke dalam golongan usia dewasa muda. Dengan banyaknya aktivitas mahasiswa di kampus, kantin kampus menjadi opsi tercepat dan terefisien untuk memperoleh makanan. Oleh sebab itu, sudah seharusnya makanan bergizi seimbang disediakan di kantin-kantin kampus.

Sayangnya, hal tersebut belum sepenuhnya terealisasi. Di Universitas Padjadjaran (Unpad), contohnya, masih terdapat kantin yang hanya menyajikan nasi, telur, dan mie instan. Di luar itu, mereka hanya menyediakan berbagai macam minuman kemasan, baik yang dikemas dalam botol maupun yang berbentuk sachet. Tanpa diimbangi nutrisi lain pada jam makan selanjutnya, asupan karbohidrat dan gula individu yang bergantung pada kantin tersebut dapat menjadi berlebih.

Kantin itu memang bukan satu-satunya kantin di Unpad. Di berbagai fakultas yang tersebar di seluruh penjuru area kampus, secara total, terdapat setidaknya tujuh kantin yang beroperasi (berdasarkan observasi pada Desember 2022). Di antara kantin-kantin itu, sebagian di antaranya memang menyajikan menu makanan yang bervariasi. Namun, jarak antara satu fakultas dan yang lainnya tidak terlalu dekat sehingga tidak semua mahasiswa dapat memperoleh makanan bergizi seimbang dari kantin-kantin tersebut.

Salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi permasalahan ini adalah memastikan makanan bergizi seimbang tersedia di seluruh kantin yang ada di Unpad. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketersediaan akses terhadap makanan bergizi seimbang merupakan salah satu kunci keseimbangan asupan nutrisi. Memastikan ketersediaan makanan tersebut berarti memberi seluruh mahasiswa kesempatan yang sama untuk mendapat asupan nutrisi yang lengkap, sesuai kebutuhan hariannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun