Mohon tunggu...
Almas ThoriqtaAlam
Almas ThoriqtaAlam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Haji 2024

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jelang Pemilu? Pentingnya Peran Gen Z dalam Menyikapi Hoax

11 Desember 2023   12:54 Diperbarui: 11 Desember 2023   13:17 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam pemilu 2024 besar kemungkinan akan banyak melibatkan Generasi Z. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2020 menunjukkan penduduk Indonesia didominasi oleh Generasi Z. Total terdapat 74,93 juta dari 270,2 juta jiwa atau 27,94% dari total penduduk Indonesia merupakan Generasi Z, yang hampir seluruhnya telah memiliki hak pilih dalam pemilu mendatang. Menurut pandangan penulis, menuju tahun pemilu 2024 memberikan sebuah peluang bagi Generasi Z untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa salah satunya melalui pemilu bersih dan bermartabat. Karena pasalnya, pemilu kali ini akan berdampak besar dalam menentukan arah pembangunan Indonesia, yakni berkaitan dengan bonus demografi yang diperikan pada tahun-tahun medatang. Tentunya mengawal pemilu dari isu disintegrasi serta polarisasi masyrakat melalui media sosial harus terus menjadi perhatian. Pemilu harusnya menjadikan masyarakat lebih saling menghargai perbedaan pandangan dan menciptakan harmonisasi untuk mewujudkan negara demokrasi yang adil dan bersatu. Namun, pemilihan umum dalam beberapa kasus justru melahirkan konflik disintegrasi dan perpecahan. Disintegrasi itu sendiri adalah kondisi dimana ketidaksepahaman menyebabkan konflik antar golongan baik berlandaskan perbedaan pandangan politik, suku, ras maupun agama Situasi saat ini menuntut Generasi Z untuk lebih bijaksana dalam menyikapi informasi yang bertebaran jelang pemilu, ditambah lagi bagi Generasi Z pemilu bukan lagi sesuatu yang asing. Hampir seluruh Generasi Z sudah melalui beberapa kali kontes pemilu, terkecuali Generasi Z yang lahir di penghujung generasi mereka. Generasi Z sendiri merupakan generasi yang sangat intens melakukan Interaksi melalui sosial media dengan semua kalangan, tentunya kondisi tersebut mempengaruhi karkteristik dan kepribadian mereka. Generasi Z cenderung memiliki kepribadian yang Ekspresif, Mampu mengerjakan dua hal dalam satu waktu (Multitasking), dan Cepat berpindah dari satu pemikiran/pekerjaan ke pemikiran/pekerjaan lainnya (fast switcher). Di satu sisi gen z juga memiliki kekurangan seperti kecanduan berlebihan terhadap sosial media serta lebih menyukai hal-hal yang sifatnya instant. Generasi muda pada saat ini terutama Gen Z tengah dihadapkan pada tantangan baru, salah satunya adalah menyikapi informasi palsu “HOAX” yang banyak beredar di berbagai hal baik media sosial, laman internet maupun yang lainnya. Mendekati musim pemilu (pemilihan umum) juga menjadi tantangan bagi generasi muda, maraknya black campaign yang beredar dapat menimbulkan permasalahan yang serius. Dalam artikel ini memberikan pemahaman kepada mereka agar tidak tergocek dengan isu-isu yang sekarang banyak beredar dimana-mana. Jangan sampai kita terpecah belah dalam musim politik ini, meskipun kita memiliki pandangan yang berbeda kita tetap harus bersatu agar pelaksanaan pemilu berjalan dengan damai dan lancar. Di tengah dinamika politik ini, kita harus pandai menyikapi informasi palsu atau “HOAX” agar proses demokrasi tetap berjalan dengan baik. Guna menyikapi “Hoax” yang berseliweran, beberapa hal di bawah ini patut kita tanamkan. Jadilah pemilih yang Kritis dalam menyikapi informasi politik. Generasi muda perlu mengkritisi informasi-informasi tentang politik. Hoax seringkali dapat mempengaruhi pandangan politik dan keputusan pemilihan. Memahami informasi dan mencari fakta yang sebenarnya adalah langkah penting. Verifikasi sumber informasi. Sebelum memahami sebuah informasi, kita patut memastikan apakah sumber tersebut dapat dipercaya. Hal ini digunakan untuk mencegah penyebaran informasi palsu atau “Hoax” di masyarakat. Pemahaman terhadap adanya propaganda politik. Dalam musim pemilu ini, propaganda politik marak dilakukan, dengan banyaknya black campaign yang ada di internet dan sosial media. Generasi muda perlu memahami perbedaan antara kampanye dengan informasi yang sah dan upaya manipulatif yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu. Kritis terhadap berita atau isu-isu politik perlu dilakukan untuk menjaga integritas pemilihan dan demokrasi. Aktif dalam kampanye Anti-Hoax. Generasi muda harus turut berpartisipasi aktif dalam kampanye anti-hoax, yang digunakan sebagai upaya untuk melawan penyebaran informasi palsu. Sebagai generasi muda kita perlu memahami cara kerja media-media digital yang digunakan sebagai wadah berkampanye, kita harus bisa membedakan antara informasi yang dapat dipercaya dan tidak, serta kita harus pandai- pandai menyikapi konten yang dapat memicu perselisihan. Berdasarkan uraian di atas generasi muda memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan penyebaran hoax. Dengan kesadaran, edukasi, tanggung jawab, dan partisipasi dalam melakukan kampanye anti-hoax, kita generasi muda dapat menjadi garda terdepan dalam menciptakan lingkungan pemilu yang demokratis, transparan dan damai. Dalam kesempatan ini, kami juga memberikan stiker sebagai bentuk kampanye anti-hoax yang bertuliskan Terbentur, Terbentur, Terbentuk dengan makna setiap kegagalan atau benturan yang kita alami, suatu saat hal tersebut yang akan membentuk kita menjadi sosok yang kuat. Generasi Z, yang umumnya merujuk pada individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, memiliki peran yang signifikan dalam menyikapi hoax (berita palsu) menjelang pemilu. Berikut adalah beberapa peran yang dapat dimainkan oleh Gen Z dalam menghadapi tantangan ini: 1. Kritis terhadap Informasi : Generasi Z, yang tumbuh dalam era teknologi informasi, cenderung lebih terampil dalam mengakses dan menyaring informasi. Mereka dapat menjadi kritis terhadap sumber berita dan berpotensi lebih waspada terhadap berita palsu. Pendidikan digital dan literasi media menjadi kunci untuk membantu mereka memahami cara membedakan informasi yang valid dan hoax. 2. Aktivitas di Media Sosial : Gen Z sangat aktif di media sosial, yang sering menjadi sarana utama penyebaran berita palsu. Mereka dapat memainkan peran penting dalam memeriksa fakta dan menyebarkan informasi yang benar. Sosial media juga dapat digunakan untuk menyebarkan informasi positif, edukatif, dan membantu memerangi penyebaran hoax. 3. Kampanye Edukasi : Gen Z dapat memimpin kampanye edukasi untuk meningkatkan literasi media di kalangan teman-teman sebaya mereka. Mereka dapat menggunakan platform online atau offline untuk menyampaikan informasi tentang cara mengidentifikasi berita palsu, memeriksa fakta, dan mengembangkan sikap kritis terhadap informasi yang mereka konsumsi. 4. Kolaborasi dan Keterlibatan : Melalui kolaborasi dengan kelompok-kelompok masyarakat sipil, lembaga pendidikan, dan organisasi non-pemerintah, Gen Z dapat aktif terlibat dalam upaya pencegahan penyebaran hoax. Mereka dapat mengorganisir diskusi, seminar, atau kampanye pencerahan publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak buruk berita palsu. 5. Teknologi dan Inovasi : Generasi Z sering kali memiliki pemahaman mendalam tentang teknologi dan inovasi. Mereka dapat menciptakan dan mengembangkan solusi teknologi yang membantu mendeteksi, melacak, dan mengatasi berita palsu secara efektif. Aplikasi atau alat pintar yang memeriksa keabsahan informasi dapat membantu masyarakat dalam menyaring informasi yang mereka terima. 6. Partisipasi dalam Proses Demokrasi : Gen Z dapat memberikan kontribusi positif dalam memperkuat demokrasi dengan mengambil bagian dalam proses pemilihan, baik sebagai pemilih maupun melalui partisipasi aktif dalam diskusi politik. Mereka dapat menjadi suara yang kritis dan membantu memperkuat nilai-nilai demokrasi melalui keterlibatan mereka. Melalui kombinasi dari faktor-faktor ini, Generasi Z dapat memainkan peran penting dalam melawan penyebaran hoax jelang pemilu dan membantu menciptakan lingkungan informasi yang lebih sehat dan akurat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun