Singkatnya di dalam novel ini menceritakan tentang Tania seorang perempuan yang mempunyai karakter angkuh, sensitif, moodyan, egois, perempuan yang selalu mengikuti kata hatinya sendiri, Â kasar , dan suka berteriak bahkan melempar barang ketika dirinya sedang kesal. Karena hal itu juga ia tidak memiliki teman dikelasnya. Ia bahkan di cap sebagai perempuan aneh dan gila oleh teman-teman kelasnya,tapi ternyata, di balik semua sikap dia yang menyebalkan dan selalu membuat keluarganya serta orang lain kesal, sebenarnya dia juga mempunyai hati yang rapuh dan mempunyai sisi baik juga di dalam dirinya.Â
Namun, di samping sifat nya yang menyebalkan itu, Tania memiliki satu bakat yang membanggakan yaitu melukis, dia suka sekali dengan melukis, bahkan dia bisa mengurung dirinya berhari hari hanya untuk melukis dibandingkan untuk berinteraksi dengan orang lain. Mungkin melukis adalah alasan utama yang bisa membuat dirinya merasa bahagia.
Setelah sekian lama kehidupan nya hanya bergelut dengan banyak nya lukisan saja, pada suatu hari mulai datang lah seorang pria kedalam kehidupannya, dan sedikit banyak merubah kepribadiannya, serta kehidupanya, ia adalah seorang pria bernama Ananta Prahadi, seorang murid pindahan dari Subang, kepribadian Ananta sangatlah jauh berbeda dengan Tania, Ananta memiliki pribadi yang polos, lugu, humoris, santun, dan lemah lembut, bahkan Tania menyebut sikap Ananta itu udik, Ananta juga senang sekali melawak.Â
Namun sikap Ananta yang ia anggap udik itu kerap kali membuat Tania kesal, sehingga gadis itu sering bersikap angkuh, sombong dan memperlakukan Ananta seenaknya. Ananta juga adalah seorang pria dari tanah Sunda dan sering sekali memakai logat Sunda ketika berbicara.
Waktu demi waktu pun berlalu, Ananta yang udik, entah bagaimana berhasil bersahabat dengan Tania dengan waktu yang cukup lama, sikap yang bertolak belakang antara Ananta dan Tania membuat persahabatan mereka menjadi langgeng, walaupun tingkah Tania tetap saja selalu menyebalkan meskipun itu kepada Ananta sahabatnya sendiri. Tapi Ananta selalu saja sabar menghadapi sikap Tania, Ananta selalu berpikir bahwa Tania sebenernya mempunyai sisi baik juga
di dalam dirinya.
Salah satu sisi baik Tania adalah pada saat mereka sudah memasuki bangku kuliah, Tania dengan rela mengajak Ananta yang yatim piatu yang kemudian harus kehilangan pamannya untuk tinggal di paviliun nya yang juga berdekatan dengan rumah nya. Ananta juga berniat untuk menjualkan hasil karya-karya Tania kepada orang-orang. Tania pun mengizinkan asal dengan memberi syarat khusus yang akan ia berikan kepada calon calon pembeli lukisannya itu. Dan sejak saat itu mereka pun semakin dekat bak saudara.
Waktu ke waktu Ananta sudah banyak sekali menawarkan lukisan Tania kepada banyak kolektor, salah satu diantaranya yaitu Piere, Pria blasteran asal Prancis yang  sangat suka sekali mengoleksi lukisan, ia salah satu klien kenalan Ananta yang cukup dekat juga dengan Ananta, dan Piere adalah orang baru juga yang bisa membuat Tania si perempuan menyebalkan itu akhirnya jatuh cinta kepada dirinya, bahkan Piere sendiri justru merasa tertarik kepada tingkah ajaib dan aneh Tania, selain Ananta, Piere juga sosok pria yang sangat sabar menghadapai sikap menyebalkannya Tania.
Justru karna kesabaran itu lah Tania mulai menaruh hati pada Piere. Dan Berkat kehadiran Piere juga, Tania merasa dirinya lebih baik, dan hidupnya pun lebih berwarna.
Namun, setelah banyak melewati hari-hari bersama Ananta, Tania pun merasa bahwa di dalam lubuk hatinya dia juga telah menyukai Ananta sahabat nya sendiri. Begitu pun dengan Ananta yang mencintai sahabat sekaligus boss nya sendiri, Hal ini membuat tania menjadi galau, Tania merasa ketika bersama Piere dia menjadi perempuan yang sangat ceria dan bahagia. Namun, dia pun merasa kesepian dan hampa ketika tak ada Ananta disisinya semenjak dia bersama Piere. Dan pada akhirnya cinta segitiga ini pun banyak menyebabkan konflik dalam hubungan mereka bertiga.
Sampai pada suatu hari, Ananta pergi meninggalkan Tania untuk selama-lamanya karna penyakit yang dideritanya. Namun juga ternyata setelah banyak melewati semua keadaan, Piere lah yang menjadi pendamping hidup Tania, pria yang sabar menghadapi sifat dan sikap menyebalkannya Tania selain Ananta.
Tema di novel ini menceritakan tentang Cinta dan Persahabatan, dimana tania yang selalu sendiri tiba-tiba bertemu dengan dua orang pria yang bisa membuat Tania jatuh hati terhadap dua orang itu.Â