Mohon tunggu...
Allyssa Auralila
Allyssa Auralila Mohon Tunggu... Mahasiswi Universitas Mercu Buana | Prodi Akuntansi S1 | NIM 43223010097

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey

12 Oktober 2025   23:21 Diperbarui: 12 Oktober 2025   23:21 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: PPT 'Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey' by Prof Apollo, FEB UMB 2025

Contohnya, istilah "laba" dapat bermakna positif dalam konteks bisnis, tetapi bisa juga dianggap ambigu jika dicapai dengan cara yang tidak etis. Laporan keuangan bisa dimaknai sebagai bukti keberhasilan, tetapi juga bisa dipertanyakan jika tidak transparan. Karena itu, bahasa akuntansi harus dibaca secara hermeneutik dipahami dalam konteks sosial dan nilai-nilai yang melingkupinya.

Sumber: PPT 'Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey' by Prof Apollo, FEB UMB 2025
Sumber: PPT 'Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey' by Prof Apollo, FEB UMB 2025
  • Ekspresi (Ausdruck): Manifestasi Ontologis dari Jiwa Sosial

Bagi Dilthey, setiap tindakan manusia adalah ekspresi (Ausdruck) dari kehidupan batinnya. Ekspresi ini bukan sekadar simbol, tetapi juga cara manusia mengungkapkan jati dirinya di dunia sosial.

Dalam akuntansi, setiap keputusan seperti bagaimana suatu transaksi dicatat, bagaimana laporan disusun, atau bagaimana laba diumumkan merupakan bentuk ekspresi sosial. Keputusan-keputusan itu mencerminkan nilai dan orientasi moral organisasi.

Misalnya, ketika perusahaan memutuskan untuk menunda pembagian dividen demi mendukung kesejahteraan karyawan, tindakan itu merupakan ekspresi solidaritas sosial. Dengan demikian, setiap praktik akuntansi adalah wujud nyata dari "jiwa sosial" organisasi.

  • Hubungan Ontologis antara Manusia dan Dunia Akuntansi

Dilthey menolak pandangan bahwa manusia dan dunia adalah dua entitas yang terpisah. Sebaliknya, manusia hidup di dalam dunia dan dunia memperoleh maknanya melalui pengalaman manusia. Hubungan ini bersifat ko-eksistensial.

Dalam konteks akuntansi, manusia tidak hanya "menggunakan" sistem akuntansi, tetapi juga membentuk dan dibentuk oleh sistem itu. Akuntansi memengaruhi cara manusia berpikir tentang nilai, keberhasilan, dan tanggung jawab. Sebaliknya, nilai-nilai manusia memengaruhi bagaimana akuntansi dijalankan.

Misalnya, ketika masyarakat menilai bahwa kejujuran adalah nilai utama, maka sistem akuntansi yang dihasilkan pun akan menekankan transparansi dan akuntabilitas. Tetapi jika orientasi utama adalah laba tanpa batas, akuntansi bisa berubah menjadi alat pembenaran manipulasi angka.

Dengan demikian, hubungan manusia dan akuntansi bersifat dialektis keduanya saling membentuk dalam proses kehidupan sosial.

  • Hubungan Ontologis antara Manusia dan Dunia Akuntansi

Dilthey menolak pandangan bahwa manusia dan dunia adalah dua entitas yang terpisah. Sebaliknya, manusia hidup di dalam dunia dan dunia memperoleh maknanya melalui pengalaman manusia. Hubungan ini bersifat ko-eksistensial.

Dalam konteks akuntansi, manusia tidak hanya "menggunakan" sistem akuntansi, tetapi juga membentuk dan dibentuk oleh sistem itu. Akuntansi memengaruhi cara manusia berpikir tentang nilai, keberhasilan, dan tanggung jawab. Sebaliknya, nilai-nilai manusia memengaruhi bagaimana akuntansi dijalankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun