Mohon tunggu...
Muhammad Lutfi
Muhammad Lutfi Mohon Tunggu... Penulis - suka mengekspresikan diri dan asumsi

Santri Tebuireng, Santri Pegiat Literasi | Mahasiswa Baru UIN Walisongo Jurusan Falak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebenarnya Ujian Apa Latihan? Dilema Ujian Online

5 Juni 2020   22:42 Diperbarui: 6 Juni 2020   07:53 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Ujian Online ( Sumber : Unair News )

Hampir 6 bulan kita njepiping ditengah pandemi. Semua hal yang semestinya kita lakukan nyata terpaksa direalisasikan secara maya. Nyata dalam artian real life dan maya dalam artian virtual. Memang keduanya terasa sama, tetapi kesannya yang sedikit berbeda

Jika kita bisa rasakan pengalaman dan perlakuan kita selama dimensi nyata dan maya, maka akan terdapat sedikit kelainan. Tak heran kalau sebagian orang lebih memilih tidak sama sekali daripada menikmati dunia virtual yang terlihat fatamorgana.

Banyak sekali kegiatan, perlakuan bahkan kebiasaan yang divirtualkan selama pandemi. Dari mulai kegiatan sosial, edukasi, pendidikan, budaya bahkan ibadah juga kena imbasnya. Di samping banyak manfaat dan mudharatnya. Ternyata juga menuai banjir kritikan, nyinyiran, bahkan nohokan. Terkhusus dalam hal pembatasan kegiatan ibadah.

Terlebih di dunia virtual, (setidaknya) semula yang belum pernah sedia di dunia nyata menjadi ada. Lebih berbahaya dan rentan. Lebih berindikasi banyak gurauan, banyolan juga kelakar. Seperti term 'maya' jadi seakan-akan terlihat fantasi.

Akhir-akhir ini, dunia pendidikan jadi sorotan. Bukan terletak pada masalah tuntunan dan tuntutan dari pihak sekolah, tetapi sistem/alurnya yang (cukup bisa) dibilang kurang tertib dan teratur. Ditambah beberapa kebijakan baru selama pandemi dari Kemendikbud.

Menjadikan siswa terlihat insecure. Buru-buru menepati untuk dikerjakan, melihat saja kadang ogah-ogahan. Pasalnya siswa Indonesia belum begitu terbiasa dengan pembelajaran online. Masuk sekolah saja terkadang belum menjamin siswa belajar, kalau kata Nadiem, apalagi online ? Yang sekali lagi substansinya seperti fantasi, huehue.

Ternyata efek pembelajaran online ini cukup terasa, khususnya bagi siswa. Apalagi mendekati/masuk hari-hari ujian. Kok bisa ?

Dulu, sebelum pandemi, siswa belajar di sekolah. Kalau masuk waktu ujian, kita pasti ngerasain hal-hal yang sedikit mengenakkan dan mengasyikkan tetapi sebenarnya dilarang dan berpotensi riskan. Ujian ala Indonesia – tengok sana sini, cari jawaban kesana kemari, lihat buku sembunyi-sembunyi, terkadang izin guru ke toilet sedikit berbohong untuk mencari jawaban ke teman kelas sebelah.

Itupun terdapat guru/pengawas juga CCTV. Di samping gdengan keaneragaman watak dan karakteristik setiap guru; ada yang garang, sok kalem, pendiam, pura-pura diam kadang membahayakan, ada juga guru masuk kelas langsung tidur, what’s ?!. Tentunya tinjauan ini dalam perspektif guru mengawasi ujian yaa.

Jadi, seperti tidak ada sekat perbedaan antara ujian dengan latihan. Latihan bisa lihat buku, tanya teman dan guru. Tetapi ujian kali ini (ditengah pandemi) seperti latihan, bahkan bukan seperti latihan, terkesan seperti bimbel, private kepada guru, jika ada kesulitan tanya, jika ada yang lupa lihat buku selesai. Tapi dengan perbedaan, gurunya orang tua sendiri dan dawai berisikan kuota. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun