Mohon tunggu...
Allen Sumerah
Allen Sumerah Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Humas Protokol Pemerintah Kota Manado

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Batu Sumanti Bertumbuh?

14 November 2013   09:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:11 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13843963382019771384

Batu Sumanti merupakan salah satu objek wisata yang menimbulkan rasa keingitahuan yang tinggi. Jangankan orang luar, orang Manado yang belum pernah melihatnya pasti penasaran dan ingin melihatnya dari dekat. Mengapa? Karena batu yang berada di halaman rumah penduduk ini dimitoskan bisa bertumbuh besar. Inilah salah satu alasan sebagian  orang untuk mengunjunginya. Batu yang memiliki nilai sejarah bagi orang Minahasa di masa lalu ini terletak di kelurahan Tikala  Ares. Tidak hanya satu batu, tetapi lebih dari satu dan ukurannya tidak terlalu besar. Posisinya berdiri berjejer. Oleh sejumlah warga dianggap sebagai batu keramat, sehingga pada waktu-waktu tertentu sering didatangi orang untuk meletakkan sesajen. Batu Sumanti berasal dari kata watu yang artinya batu; santi artinya pedang; dan sumanti artinya memainkan pedang. Jadi, batu Sumanti artinya tempat untuk memainkan pedang. Pada jaman dulu, batu Sumanti dikenal dengan sebutan batu Pa’lalesan atau Pa’lenasan, yang artinya batu tempat ziarah atau batu suci. Kini batu Sumanti merupakan situs budaya dan sebagai tempat wisata budaya. Pada zaman Minahasa purba, batu Sumanti merupakan tempat untuk melakukan ritual rumuru. Rumuruberasal dari kata ruru yang artinya pinggir. Jadi, rumuru artinya meminggirkan. Ritual rumuru bertujuan untuk mengusir/memisahkan atau mengeluarkan orang yang bermaksud jahat (tou lewo, reges lewo), atau untuk mengusir wabah penyakit (angin jahat) dari wilayah pemukiman. Keberadaan batu Sumanti adalah sebagai tanda pendirian wanua (desa) baru dan biasanya di dekat batu selalu diletakkan “rerumeta’an” atau persembahan kepada Opo Empung atau Opo Ririmpuruan(Tuhan). Di sekitar batu Sumanti biasanya terdapat tanah yang disebut Lezar Um Banua, yang artinya tanah negeri. Tanah dalam pengertian Lezar Um Banua inilah yang kemudian ditempati dan menjadi pemukiman awal di kota Manado. Pemukiman pertama yang berdiri di Manado adalah wanua Ares; saat itu ibukotanya adalah Tikala, dan saat ini telah menjadi salah satu Kecamatan di kota Manado, yaitu Kecamatan Tikala.*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun