Situasi ini mendorong perlunya kajian yang lebih mendalam terhadap bagaimana pelaksanaan pembelajaran fikih di sekolah, khususnya pada kelas 9 yang berada di tahap akhir sebelum siswa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan fokus pada materi semester 1 dan 2, penting untuk memahami bagaimana guru menyampaikan materi, metode apa yang digunakan, sejauh mana siswa memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai fikih dalam kehidupan mereka, serta apa saja kendala yang dihadapi dalam proses tersebut. Sebuah kajian nyata di lapangan diperlukan untuk memberikan gambaran konkret terhadap kondisi tersebut dan untuk merumuskan solusi yang bisa diterapkan dalam pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan di MTs Bustanul Faizin, sebuah madrasah yang terletak di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo. MTs ini berada di lingkungan masyarakat pedesaan yang mayoritas warganya memeluk agama Islam dan memiliki tradisi keagamaan yang cukup kuat. Lingkungan sosial yang religius ini memberikan potensi besar bagi keberhasilan pembelajaran PAI, termasuk fikih. Namun, di sisi lain, tantangan juga muncul, terutama dari keterbatasan fasilitas, pengaruh teknologi, dan perubahan gaya hidup remaja yang mulai terpapar budaya luar melalui media sosial dan internet. Madrasah ini menjadi tempat yang tepat untuk melakukan kajian, karena mencerminkan realitas pendidikan agama di wilayah pedesaan yang religius namun tetap menghadapi arus modernisasi.
Melalui pengamatan dan pendekatan kualitatif di MTs Bustanul Faizin, penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam bagaimana pelaksanaan pembelajaran fikih, khususnya materi zakat, haji, umrah, jual beli, khutbah, tablig, dan dakwah di kelas 9 semester 1 dan 2. Fokus utama adalah untuk mengetahui bagaimana materi tersebut disampaikan oleh guru, bagaimana respon siswa dalam menerima dan memahami pelajaran, serta sejauh mana materi fikih tersebut membentuk karakter Islami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini juga akan menelaah faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam proses pembelajaran, serta bagaimana guru mengantisipasi tantangan yang muncul dalam pembelajaran fikih.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: bagaimana pelaksanaan pembelajaran materi fikih kelas 9 semester 1 dan 2 di MTs Bustanul Faizin Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo? Apa saja kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam memahami dan mengimplementasikan materi fikih? Dan sejauh mana materi fikih mampu membentuk karakter Islami dalam diri siswa, baik dari aspek ibadah maupun muamalah? Ketiga pertanyaan ini menjadi dasar untuk menggali lebih dalam bagaimana pendidikan fikih dijalankan di lapangan, bukan hanya sebagai mata pelajaran teoritis, tetapi juga sebagai sarana internalisasi nilai-nilai Islam yang aplikatif.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan mutu pembelajaran fikih di madrasah, khususnya pada kelas 9. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi guru dalam mengembangkan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan kontekstual, agar materi fikih dapat lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh siswa. Dengan menjadikan materi seperti zakat hingga dakwah sebagai bagian dari pembentukan karakter, fikih tidak lagi dipandang sebagai sekadar pelajaran hafalan, tetapi sebagai bekal hidup yang membentuk kepribadian dan akhlak siswa di masa depan.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan dan memahami secara mendalam proses pembelajaran fikih kelas 9 semester 1 dan 2 di MTs Bustanul Faizin Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo. Pendekatan kualitatif dipilih karena sifat dari permasalahan yang dikaji menuntut pemahaman yang komprehensif terhadap situasi nyata yang terjadi di lingkungan sekolah, terutama yang berkaitan dengan praktik pembelajaran, pengalaman subjektif siswa dan guru, serta dinamika yang muncul dalam proses pengajaran materi zakat hingga dakwah. Melalui pendekatan ini, peneliti dapat menangkap makna-makna yang terkandung dalam aktivitas pembelajaran yang tidak dapat diukur dengan angka-angka statistik, namun dapat dianalisis melalui kata-kata, interaksi, serta interpretasi mendalam terhadap data lapangan.
Desain deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran sistematis dan faktual mengenai bagaimana materi fikih semester 1 dan 2 disampaikan, dipahami, dan diimplementasikan oleh siswa. Peneliti berupaya menggambarkan keadaan apa adanya tanpa melakukan manipulasi terhadap variabel yang diteliti. Fokus utama terletak pada proses, bukan sekadar hasil. Dengan kata lain, penelitian ini lebih menekankan pada bagaimana kegiatan pembelajaran berlangsung, bagaimana respon siswa terhadap materi yang diajarkan, serta bagaimana guru mengembangkan strategi agar pembelajaran fikih tidak hanya dipahami secara teoritis, tetapi juga membekas secara nilai dan sikap dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari guru mata pelajaran fikih, siswa kelas 9, serta dokumentasi terkait seperti silabus, RPP, dan catatan pembelajaran yang tersedia di sekolah. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung di dalam kelas untuk mengamati proses pembelajaran, wawancara mendalam dengan guru dan beberapa siswa untuk mendapatkan perspektif dari masing-masing pihak, serta dokumentasi untuk mendukung dan memperkuat data hasil observasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk melihat aktivitas nyata dalam pembelajaran, metode yang digunakan guru, serta interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Sementara itu, wawancara menjadi sarana untuk menggali pendapat, pengalaman, dan pemahaman subjektif yang tidak dapat diamati secara langsung.
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data dengan teknik analisis kualitatif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan untuk menyaring informasi penting yang relevan dengan fokus penelitian, sedangkan penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi deskriptif agar mudah dipahami. Tahap akhir adalah penarikan kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Validitas data dijaga melalui triangulasi sumber dan teknik, yaitu dengan membandingkan data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk memastikan konsistensi dan keakuratan informasi.
Melalui pendekatan deskriptif kualitatif ini, diharapkan penelitian dapat menghasilkan gambaran yang utuh dan kontekstual mengenai pembelajaran fikih di MTs Bustanul Faizin, serta memberikan kontribusi terhadap pengembangan metode pembelajaran fikih yang lebih bermakna dan membentuk karakter Islami siswa secara nyata.