Aku yang menemanimu sengsara, Â Tapi aku yang kenak sepak
Aku yang menjunjungmu sekuat tenaga, namun ia yang menemanimu di atas
Aku sadar Kawan
Aku tak kan selamanya jadi awan di langit, karena sesekali ku kan jadi hujan
Aku paham Kawan
hadirku tak selalu meneduhkan, sesekali membasahi meski
sering kali tak diinginkan
Aku tahu Kawan
Tak selamanya ku ditadah dalam cawan-cawan rindu, karena terkadang aku harus dibenci
Inilah dinamika kawan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!