Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tak Usah Memprotes Sinetron Ramadan

29 April 2021   06:07 Diperbarui: 29 April 2021   06:14 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: detik.com

"Bukan begitu. Tapi iklannya yang wajar dong, sudah ceritanya tambah nggak jelas, iklannya maksa pula!" kata Mang Suhro.

"Memangnya cerita yang jelas itu gimana? Kalau ceritanya jelas memang enak ditonton?" si Kabayan nimbrung lagi.

"Kebanyakan tokoh, jadi bingung, sebetulnya ini tokoh utama yang diceritakan siapa!" jawab Mang Diding.

"Dicatat atuh keluhan-keluhannya. Ceritanya nggak jelas lagi. Dipanjang-panjangin. Kebanyakan tokoh. Disisipi iklan. Apa lagi?" tanya si Kabayan.

"Kurang pesan moralnya lagi, yang satunya terlalu banyak adegan kekerasan!" tambah Mang Diding.

"Terus?" tanya si Kabayan lagi.

"Sebentar!" sela Mang Suhro. "Ngapain harus dicatat segala?"

"Ya dicatat lah, terus dikirim ke tipi atau ke sutradaranya, biar mereka tahu!" kata si Kabayan. "Kalau cuma diomongin di sini, siapa yang denger? Dikirim ke mereka saja belum tentu nantinya akan dibenerin kok, apalagi cuma diomongin dari jauh!"

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun