Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Serba-serbi Livery MotoGP, dari Corporate Color, Sponsor, hingga Personalitas

10 April 2021   14:05 Diperbarui: 11 April 2021   02:02 1564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Motor Angel Nieto mulai dipenuhi sponsor (Foto: motogp.com)

Motor Angel Nieto mulai dipenuhi sponsor (Foto: motogp.com)
Motor Angel Nieto mulai dipenuhi sponsor (Foto: motogp.com)

Iklan Rokok yang Merajalela

Memasuki tahun 1980-an, ketika penggunaan fairing makin mapan dan bentuknya makin sedap dipandang, seiring dengan penggunaan kapasitas mesin yang terus membesar hingga 500cc (masih mesin dua langkah alias 2 tak), popularitas balapan ini juga semakin melejit.

Jika sebelumnya motor yang digunakan pebalap adalah pilihan dirinya atau timnya, pabrikan-pabrikan motor besar baik dari Eropa dan Asia (terutama Jepang) mulai turun gunung mengelola tim sendiri. 

Tim-tim ini bersaing dengan tim privateer alias perseorangan atau perusahaan non-motor. Saat itu, tim seperti ini lebih banyak jumlahnya ketimbang tim pabrikan.

Di saat yang sama, para sponsor juga memanfaatkan popularitas balapan ini sebagai ajang promosi produk mereka. Bagi tim, masuknya sponsor jelas menguntungkan karena biaya yang terus membengkak akibat ketatnya persaingan dan jumlah seri balapan dalam satu musim yang terus bertambah.

Menariknya, sponsor-sponsor besar yang masuk bukan saja dari kalangan produsen produk yang berkaitan dengan motor seperti oli dan ban, tapi juga produk yang tidak berkaitan dengan motor.  

Misalnya saja produk elektronik seperti Toshiba atau Yashika. Tapi yang paling banyak kemudian adalah muncul dari perusahaan-perusahaan rokok.

Merek-merek rokok seperti Marlboro, Gauloises, Bastos, Lucky Strike, Camel, Fortuna, Rizla, dan lain-lain tampak dominan. Merek-merek rokok terlihat mendominasi karena mereka umumnya menjadi sponsor utama, bukan hanya sponsor penggembira.

Status sebagai sponsor utama biasanya diikuti dengan hak istimewa, selain menampilkan logo produk secara dominan baik dalam ukuran dan jumlah, juga ikut mempengaruhi warna utama dari livery motor itu.

Ketika sponsor rokok mendominasi (Foto: p300.it)
Ketika sponsor rokok mendominasi (Foto: p300.it)
Misalnya saja, Tim Honda Racing Corporation (HRC) yang semula menampilkan motor dengan warna kebesaran mereka merah-putih-biru karena tak memiliki sponsor utama sejak bergabung musim 1982-1984, motor yang dipakai musim 1985 berubah total dengan dominasi warna biru karena masuknya sponsor rokok Rothmans.

Tim Suzuki yang aslinya berwarna biru tua, muncul di arena tahun 1992 dengan warna dominan putih mengikuti sponsor utama mereka, merek rokok Lucky Strike. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun