Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (78) Sepucuk Surat

13 Februari 2021   23:44 Diperbarui: 14 Februari 2021   21:42 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba pandangannya teralihkan oleh sebuah kereta kuda yang berhenti di depan rumah si Lado. "Aku harus pamit, ada orang yang mungkin orang yang kutunggu..." kata Soso. Ia segera merogoh kantongnya, tapi tak menemukan uang di situ.

"Temui saja dulu tamumu," kata Sabine. "Kau bisa membayarnya nanti. Siapa tahu itu juga bukan orang yang kautunggu..."

"Kau mau menungguku di sini?" tanya Soso, "Sekalian aku mengambil uangku di sana..." katanya.

Sabine mengangguk, "Akan kutunggu beberapa menit..."

"Oke, sebentar ya..." kata Soso. Ia pun bergegas keluar dari kedai itu dan menuju kereta kuda yang berhenti di depan rumah si Lado itu. Tapi ia tak melihat penumpang lain di dalam kereta itu, kecuali hanya kusirnya yang mondar-mandir di depan rumah.

Begitu Soso mendekat, kusir itu segera menghampirinya. "Saya mencari rumah Tuan Koba Ivanovich..." katanya.

"Saya sendiri!" jawab Soso.

Lelaki itu merogoh mantelnya dan mengeluarkan sepucuk surat, "Saya dititipi surat oleh Nona Tatiana Robishkaya..." katanya sambil menyodorkan surat itu pada Soso.

"Orangnya kemana?" tanya Soso.

"Di Rustavi..." jawabnya.

Soso bengong. Lah kok!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun