1. Penyucian Diri (Tazkiyatun Nafs)
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa hijrah yang paling utama adalah meninggalkan sifat-sifat tercela seperti riya', ujub, hasad, dan menuju sifat-sifat mahmudah seperti ikhlas, sabar, tawadhu'. Inilah hijrah batiniah, yang menjadi fondasi perbaikan akhlak.
2. Hijrah Niat dan Tujuan Hidup
Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya segala amal itu tergantung pada niat, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan. Barang siapa hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya..." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Hajar al-Asqalani menafsirkan hadis ini sebagai fondasi hijrah spiritual: yakni hijrah dari duniawi menuju orientasi ukhrawi.
3. Hijrah dari Keterikatan Dunia
Menurut Ibnu Qayyim al-Jawziyyah dalam Madarijus Salikin, hijrah jiwa yang sejati adalah ketika hati berhijrah dari makhluk menuju Sang Khalik, dari cinta dunia menuju cinta akhirat, dari nafsu ke penghambaan.
Misi Kehidupan dalam Semangat Hijriyah
1. Hijrah Menuju Masyarakat yang Adil dan Bermartabat
Setelah hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW membentuk masyarakat inklusif berdasarkan Piagam Madinah. Hijrah tidak hanya untuk keselamatan pribadi, tetapi untuk menunaikan amanah membangun masyarakat adil dan damai.