Mohon tunggu...
Ali Mutaufiq
Ali Mutaufiq Mohon Tunggu... DOSEN/ KONSULTAN

Menulis Artikel kehidupan dan Umum serta religi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menjelajahi Tujuan Spiritual Puasa Ramadhan dalam Kerangka Maqashid Sayariah

2 Maret 2025   09:07 Diperbarui: 2 Maret 2025   09:07 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ali Mutaufiq

Pendahuluan

Puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah yang paling penting dalam Islam, yang diwajibkan kepada seluruh umat Muslim yang memenuhi syarat. Ibadah ini bukan hanya berkaitan dengan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa, tetapi juga mengandung tujuan spiritual yang mendalam. Salah satu kerangka yang dapat digunakan untuk memahami tujuan spiritual puasa adalah Maqashid Syariah (tujuan-tujuan syariah), yang mencakup lima aspek utama: agama (hifz al-din), jiwa (hifz al-nafs), akal (hifz al-'aql), keturunan (hifz al-nasl), dan harta (hifz al-mal).

Dalam artikel ini, kita akan menggali tujuan spiritual puasa dalam kerangka Maqashid Syariah, dengan menyertakan ayat-ayat Al-Qur'an, hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, serta pendapat para ulama terkait puasa sebagai sarana mencapai tujuan-tujuan tersebut.

1. Tujuan Spiritual Puasa dalam Kerangka Maqashid Syariah

Puasa dalam Islam adalah ibadah yang tidak hanya terkait dengan aspek fisik, tetapi juga menyentuh dimensi rohani. Dalam kerangka Maqashid Syariah, puasa berfungsi untuk menjaga dan mengembangkan aspek-aspek kehidupan yang fundamental.

a. Hifz al-Din (Menjaga Agama)

Tujuan pertama dari puasa adalah untuk menjaga dan memperkokoh agama. Puasa Ramadhan berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan takwa dan kesadaran spiritual seorang Muslim. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

(QS. Al-Baqarah [2]: 183)

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun