Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Segera Memohon Maaf Jika Salah, Memaafkan Orang Lain Sebelum Memohon Maaf

13 Mei 2021   23:15 Diperbarui: 13 Mei 2021   23:21 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi saling memaafkan (Health kompas)

“Orang yang baik bukanlah orang yang tidak punya kesalahan, tetapi orang yang jika ia berbuat salah, segera menyadari kesalahannya ,meminta maaf, dan tidak mengulangi kesalahan yang sama dilain waktu.” (AMS99)

Manusia diberi akal dan hawa nafsu oleh Allah secara bersamaan. Tidak seperti malaikat yang hanya dibekali oleh akal (statis) dan tidak dibekali hawa nafsu, sehingga ia hanya punya potensi untuk melakukan kebenaran (kebaikan).

Lain halnya setan hanya di bekali hawa nafsu dan tidak memiliki akal, sehingga secara naluri ia hanya akan berbuat kesalahan (keburukan).

Berbekal akal dan hawa nafsu sekaligus, manusia setiap harinya akan bergelut dengan dorongan untuk melakukan kebaikan sekaligus hasrat untuk melakukan keburukan (kejahatan).
Tarik menarik dua kepentingan itu bergelayut dalam pikiran setiap manusia dalam melewati kehidupan sehari-hari dalam segala aktivitasnya.

Baca Juga: https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/607ed5e5d541df5ec009a962/senjata-pamungkas-itu-bernama-kojima-madu-lengkap-menjaga-nutrisi-berpuasa

Jika dorongan akal yang lebih dominan, maka manusia tersebut akan sampai pada puncak pencapaian tertingginya sebagai manusia yakni senantiasa dalam kebaikan (kebenaran).

Jika sebaliknya hasrat hawa nafsu yang menguasai dirinya, maka manusia tersebut akan melakukan segala bentuk keburukan  dan derajatnya bahkan lebih rendah dari setan.

Lantas, bagaimana jika seseorang melakukan kesalahan?

Secara garis besar kesalahan (dosa) manusia terbagi dua, yakni dosa kepada Allah dan dosa kepada sesama (manusia).

Dosa manusia kepada Allah Subhanahuwataala akan terampuni sepanjang telah bertaubat, namun Allah belum mengampuni dosa antar sesama manusia sepanjang ia belum meminta maaf.

Baca Juga: https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/607715e98ede4823b8769d23/masih-pandemi-aktivitas-ibadah-di-masjid-dijadikan-momentum-meraih-pahala

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun