Kekasih
Setiap Aku menulis puisi untukmu; Serasa jiwa bergetar, Laksana seorang pendekar sakti mengerahkan tenaga dalam, Ilmu kanuragan digdaya, Penuh hasrat ingin segera melumpuhkan musuh-musuhnya, Aku pun begitu ingin segera menuntaskan rasa syahdu dalam hati.
Kekasih
Setiap Aku menggugah syair untukmu; Raga terguncang, Seperti deburan ombak dilautan luas, Menghempas segala yang ada, seperti itulah Aku, menggelora tak berarah, Sebab di pikirku tak ada nalar selain wujudmu yang hendak kuraih. Â
Padangan mata batin berkelana, Dalam diksi-diksinya bukan sekedar gubahan bait-bait syahdu, Ia mantra cinta mengejawantah, Gentayangan mencari tempat peraduan paling romantis, wadah rindu paling menggigih.
Dan ia bermunajat pada Tuhan yang tak begitu di kenalnya, Bahwa ketika yang membaca adalah pujaan hati, Berharap akan terjerembab dalam rindu yang membuncah, hanya ada Aku dan Engkau memagut asmara di keheningan, Di Al Haudh--Telaga Keabadian.
Balikpapan, 16.05.2020
Ali Musri Syam Puang Antong
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI