Istilah "diabetes kering" kerap digunakan dalam masyarakat untuk menggambarkan kondisi penderita diabetes yang tidak mengalami luka basah atau bernanah, berbeda dengan apa yang dikenal sebagai "diabetes basah". Meski istilah ini tidak dikenal dalam dunia medis secara resmi, keduanya sebenarnya merujuk pada penyakit yang sama: Diabetes Mellitus, yaitu gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi akibat gangguan produksi atau kerja insulin.
Penyebutan "kering" lebih mengarah pada karakteristik luka atau gejala fisik penderita---di mana kulit terlihat kering, mudah gatal, dan tidak terjadi luka terbuka yang bernanah. Namun, ini bukan berarti kondisinya lebih ringan atau tidak berbahaya.
Gejala Diabetes Kering yang Perlu Diwaspadai
Beberapa gejala umum diabetes yang digolongkan masyarakat sebagai "kering" antara lain:
Kulit kering dan bersisik, terutama di tangan dan kaki
Sering merasa haus, meski sudah banyak minum
Sering buang air kecil, terutama di malam hari
Berat badan menurun tanpa sebab jelas
Cepat lelah dan sering merasa lemas
Mudah lapar dan sering merasa tidak kenyang
Jika dibiarkan tanpa penanganan, diabetes jenis ini tetap bisa menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan saraf (neuropati), kerusakan ginjal, gangguan penglihatan, dan penyakit jantung.
Faktor Risiko yang Memicu Diabetes
Riwayat keluarga dengan diabetes
Pola makan tinggi gula dan karbohidrat sederhana
Kurang aktivitas fisik
Kelebihan berat badan atau obesitas
Stres kronis dan kualitas tidur yang buruk
Mengelola Diabetes Kering dengan Pendekatan Alami
Selain pengobatan medis, gaya hidup sehat dan pengelolaan gula darah secara alami dapat membantu mengendalikan diabetes. Berikut beberapa langkah penting:
Konsumsi makanan rendah gula dan tinggi serat, seperti sayuran hijau, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak
Pantau kadar gula darah secara rutin, agar dapat disesuaikan dengan pola makan dan aktivitas
Gunakan herbal pendukung, seperti kayu manis, pare, daun insulin (Costus igneus), dan mahkota dewa, yang telah banyak diteliti karena efek hipoglikemiknya
Berolahraga ringan secara rutin, seperti jalan kaki, yoga, atau bersepeda 30 menit per hari
Kesimpulan
Meski disebut sebagai "diabetes kering", kondisi ini tetap berbahaya jika tidak dikontrol. Penting bagi setiap individu untuk memahami gejalanya sejak dini, menjaga pola hidup sehat, dan mengelola kadar gula darah secara konsisten. Pendekatan alami, jika dipadukan dengan pengawasan medis, bisa menjadi solusi berkelanjutan dalam menjaga kualitas hidup penderita diabetes.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI