2. Jaga komunikasi yang sehat - Komunikasi yang jujur dan empatik antara atasan dan bawahan dapat mengurangi kesalahpahaman dan tekanan emosional.Â
3. Bangun kebiasaan hidup seimbang - Istirahat cukup, olahraga ringan, dan waktu untuk keluarga sangat penting untuk memulihkan energi mental.Â
4. Kenali batas kemampuan diri - Tidak semua hal bisa diselesaikan sekaligus. Mengetahui kapan harus beristirahat adalah bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri.Â
5. Pemimpin yang peduli - Menurut Goleman (2017), pemimpin dengan kecerdasan emosional mampu memahami dan mengelola perasaan orang lain, yang pada akhirnya menciptakan iklim kerja produktif dan suportif.Â
RefrensiÂ
Goleman, D. (2017). Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ. Bantam Books.
World Health Organization (WHO). (2020). Mental Health and Work: Impact, Issues and Good Practices. Geneva: WHO.
World Health Organization (WHO). (2022). Mental Health and Productivity Report. Geneva: WHO.
Taris, T. W., & Schaufeli, W. B. (2016). The Impact of Job Stress on Work Engagement and Productivity. Journal of Occupational Health Psychology, 21(4), 401--410.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI