Mohon tunggu...
alifah dhea lingga priska
alifah dhea lingga priska Mohon Tunggu... mahasiswa

menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Program Pembuatan Kompos Takakur di Smpn 5 Batu Sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Organik dan Pendidikan Lingkungan

23 Agustus 2025   12:59 Diperbarui: 23 Agustus 2025   12:57 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto bersama siswa siswi ( sumber: dokumentasi pribadi)

PMM Berdampak Universitas Muhammadiyah Malang telah berhasil melaksanakan salah satu program kerja unggulan di Desa Sumber Brantas, khususnya di SMPN 5 Batu dengan tema "Pembuatan Kompos Takakura". Program ini merupakan inisiatif berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan sekaligus memberikan solusi praktis dalam pengelolaan sampah organik di lingkungan sekolah. Kegiatan yang melibatkan siswa-siswi kelas 7A dan 7B SMPN 5 Batu ini dirancang dengan harapan dapat menciptakan generasi muda yang peduli terhadap kelestarian lingkungan dan memiliki keterampilan praktis dalam pengelolaan limbah organik.

Pemilihan metode kompos Takakura sebagai fokus program didasari oleh berbagai keunggulan yang dimilikinya, antara lain proses fermentasi yang relatif cepat menggunakan mikroorganisme efektif, tidak menimbulkan bau yang mengganggu sehingga cocok untuk lingkungan sekolah, mudah diaplikasikan dan sesuai untuk pembelajaran siswa, serta menghasilkan kompos berkualitas tinggi yang kaya nutrisi. Permasalahan sampah organik di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar menjadi salah satu tantangan utama dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, sehingga program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Tujuan umum dari program ini adalah meningkatkan kesadaran dan keterampilan siswa dalam pengelolaan sampah organik melalui pembuatan kompos Takakura sebagai bagian dari pendidikan lingkungan hidup. Secara khusus, program ini bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya pengolahan sampah organik, mengajarkan teknik pembuatan kompos Takakura yang mudah dan praktis, menciptakan lingkungan sekolah yang lebih hijau dan berkelanjutan, menghasilkan produk kompos yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan berkebun sekolah, serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan melalui pemanfaatan limbah organik.

Pelaksanaan program dimulai dengan tahap persiapan yang meliputi koordinasi intensif dengan pihak sekolah SMPN 5 Batu, penyiapan alat dan bahan yang diperlukan seperti wadah plastik bertutup, sarung tangan karet, masker, sekop kecil, dan berbagai bahan organik seperti sampah sayuran, starter fermentor Takakura, dedak atau sekam padi, serta molase. Sosialisasi program kepada siswa kelas 7A dan 7B dilakukan untuk memastikan pemahaman yang baik tentang tujuan dan proses kegiatan, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan kelompok kerja siswa untuk memudahkan koordinasi selama pelaksanaan program.

Sesi pertama program berupa edukasi dan pemberian teori tentang pentingnya pengelolaan sampah organik dan pengenalan metode kompos Takakura. Suasana kelas tampak hidup dengan antusiasme siswa-siswi kelas 7A dan 7B yang memperhatikan dengan seksama penjelasan dari tim PMM UMM tentang teori dan manfaat pembuatan kompos organik. Respon positif dari para siswa terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan diskusi interaktif yang berlangsung selama sesi ini, menunjukkan ketertarikan mereka terhadap materi yang disampaikan.

selanjutnya dilanjutkan dengan sesi praktik pembuatan kompos yang menjadi inti dari seluruh program. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk memudahkan proses pembelajaran dan memastikan setiap siswa dapat terlibat aktif dalam praktik. Setiap kelompok diberikan satu set alat dan bahan lengkap untuk membuat kompos Takakura. Proses praktik dimulai dengan persiapan wadah plastik dan pembuatan lubang ventilasi kecil, dilanjutkan dengan penyortiran sampah organik yang sesuai untuk kompos. Para siswa tampak antusias dan bekerja sama dengan baik dalam menyortir sampah organik dan menyiapkan bahan-bahan untuk pembuatan kompos Takakura, menunjukkan semangat kolaborasi yang tinggi antar anggota kelompok.

Tahap selanjutnya meliputi pencampuran bahan organik dengan starter Takakura dan dedak, pengaturan kelembaban dengan menyesuaikan kadar air agar optimal untuk fermentasi, serta penutupan wadah dan pemberian label tanggal pembuatan. Setiap langkah diawasi dan dibimbing langsung oleh tim PMM UMM untuk memastikan kualitas hasil kompos yang akan dihasilkan. Siswa menunjukkan kemampuan adaptasi yang baik dalam mengikuti setiap instruksi dan tidak segan untuk bertanya ketika menghadapi kesulitan dalam proses pembuatan kompos.

praktik pembuatan kompos takakura ( sumber: dokumentasi pribadi) 
praktik pembuatan kompos takakura ( sumber: dokumentasi pribadi) 

praktik pembuatan kompos takakura ( sumber: dokumentasi pribadi) 
praktik pembuatan kompos takakura ( sumber: dokumentasi pribadi) 

Sesi ketiga difokuskan pada pemeliharaan dan monitoring kompos yang telah dibuat. Tim PMM memberikan panduan komprehensif tentang cara merawat kompos selama proses fermentasi, termasuk jadwal pengecekan rutin, indikator kondisi kompos yang sehat, dan langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi masalah selama proses fermentasi. Siswa kelas 7B terlihat serius dalam kegiatan monitoring kompos Takakura sambil mencatat perkembangan proses fermentasi dengan bimbingan mahasiswa PMM UMM. Kegiatan ini mengajarkan siswa tentang pentingnya konsistensi dan tanggung jawab dalam menjaga hasil karya mereka.

Proses pembelajaran diperkaya dengan kegiatan pengamatan harian yang melibatkan siswa secara bergiliran. Setiap kelompok mendapat jadwal untuk mengecek kondisi kompos mereka, mengaduk bila perlu, dan mencatat perubahan yang terjadi. Aktivitas ini tidak hanya mengajarkan tentang proses fermentasi, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan. Guru-guru SMPN 5 Batu juga ikut terlibat aktif dalam mendampingi siswa selama proses monitoring, menunjukkan dukungan penuh terhadap program ini.

Puncak dari seluruh rangkaian kegiatan adalah sesi pemanenan dan evaluasi yang dilaksanakan setelah 2-3 minggu proses fermentasi. Moment pemanenan kompos Takakura menjadi saat yang paling dinanti-nantikan oleh seluruh peserta. Siswa-siswi kelas 7A dan 7B bersama tim PMM UMM menunjukkan hasil kompos organik berkualitas tinggi dengan rasa bangga dan puas atas keberhasilan program ini. Kegembiraan terpancar dari wajah para siswa ketika melihat sampah organik yang mereka kumpulkan telah berubah menjadi kompos yang bermanfaat untuk tanaman.

Hasil kuantitatif program menunjukkan pencapaian yang memuaskan dengan total 64 siswa peserta yang terdiri dari 32 siswa kelas 7A dan 32 siswa kelas 7B, menghasilkan sekitar 50 kg kompos berkualitas dalam waktu pelaksanaan 4 minggu dengan tingkat partisipasi mencapai 98%. Hampir seluruh siswa terlibat aktif dalam setiap tahap kegiatan, menunjukkan antusiasme dan komitmen yang tinggi terhadap program lingkungan hidup. Hasil kualitatif yang tidak kalah penting adalah peningkatan kesadaran lingkungan siswa yang terlihat dari pemahaman mereka tentang pentingnya pengelolaan sampah organik, penguasaan keterampilan praktis pembuatan kompos Takakura, terbangunnya solidaritas dan kerja sama antar siswa, serta munculnya ide-ide kreatif untuk pengembangan program lanjutan.

Keberlanjutan program menjadi fokus penting dalam memastikan dampak jangka panjang dari kegiatan ini. Tindak lanjut jangka pendek meliputi pembentukan "Klub Lingkungan" di SMPN 5 Batu, pemanfaatan kompos hasil program untuk kegiatan berkebun sekolah, dan sosialisasi hasil program kepada kelas-kelas lain di sekolah. Rencana jangka panjang mencakup integrasi program dalam kurikulum muatan lokal, pengembangan program kewirausahaan berbasis kompos, dan replikasi program ke sekolah-sekolah lain di Desa Sumber Brantas untuk memperluas dampak positif program.

Selama pelaksanaan program, tim menghadapi beberapa tantangan seperti cuaca tidak menentu yang mempengaruhi proses pengeringan karena musim hujan, keterbatasan variasi sampah organik yang tersedia, dan tantangan menjaga konsistensi pemeliharaan kompos oleh siswa. Namun, berbagai solusi kreatif berhasil diterapkan seperti modifikasi tempat penyimpanan dengan atap pelindung, koordinasi dengan kantin sekolah untuk pengumpulan sampah organik yang lebih beragam, dan pembentukan jadwal piket harian untuk monitoring kompos yang melibatkan siswa secara bergiliran.

Program "Pembuatan Kompos Takakura" memberikan pembelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat. Tim PMM UMM memperoleh pengalaman tentang pentingnya pendekatan yang tepat dalam transfer pengetahuan kepada siswa usia remaja, sementara siswa SMPN 5 Batu memperoleh keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Antusiasme dan partisipasi aktif siswa menjadi indikator keberhasilan program ini, dimana mereka tidak hanya belajar tentang teknik pembuatan kompos tetapi juga mengembangkan karakter peduli lingkungan dan bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan sekolah.

Dokumentasi kegiatan diakhiri dengan foto bersama seluruh peserta program yang menampilkan tim PMM Berdampak UMM bersama siswa-siswi kelas 7A dan 7B SMPN 5 Batu, guru pendamping, dan kepala sekolah dalam acara penutupan program "Pembuatan Kompos Takakura". Background foto menampilkan hasil-hasil kompos dan tanaman yang telah dipupuk menggunakan kompos buatan siswa, menjadi bukti nyata keberhasilan program dan komitmen bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan.

foto bersama siswa siswi ( sumber: dokumentasi pribadi)
foto bersama siswa siswi ( sumber: dokumentasi pribadi)

foto bersama siswa siswi ( sumber: dokumentasi pribadi)
foto bersama siswa siswi ( sumber: dokumentasi pribadi)

Takakura" di SMPN 5 Batu telah terlaksana dengan baik dan mencapai target yang ditetapkan. Kegiatan ini berhasil meningkatkan kesadaran lingkungan siswa sekaligus memberikan solusi praktis untuk pengelolaan sampah organik di lingkungan sekolah. Rekomendasi untuk program serupa di masa mendatang mencakup persiapan yang matang dengan koordinasi intensif sejak awal, penggunaan pendekatan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan, monitoring berkelanjutan hingga program benar-benar mandiri, dan dokumentasi yang baik untuk keperluan evaluasi dan replikasi. Program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk kegiatan-kegiatan PMM selanjutnya dan dapat direplikasi di lokasi-lokasi lain dengan penyesuaian kondisi setempat, sebagai wujud komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan yang harus terus ditanamkan kepada generasi muda sebagai penerus bangsa.

Tim PMM Berdampak Universitas Muhammadiyah Malang
Desa Sumber Brantas - SMPN 5 Batu
Tahun 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun