Mohon tunggu...
Annisa Alifadhila
Annisa Alifadhila Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Let's be unpredictable.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Berkelana dalam Wacana

24 Desember 2018   14:47 Diperbarui: 24 Desember 2018   19:06 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sehingga, saat pembaca mendalami unsur intrinsik (tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, bahkan sampai gaya bahasa penulis) dari cerita yang ia baca, tak jarang hal itu malah mengantarkan pembaca tersebut kepada hal-hal yang ternyata mencerminkan diri maupun lingkungannya. Hal itulah yang menyebabkan seseorang merasa seolah-olah ditarik ke dalam cerita yang tengah ia baca. Sama halnya dengan yang terjadi pada teman saya, ketika ia mulai menghayati detail dari setiap cerita, ia merasa seperti diajak memahami suasana yang terjadi dalam kehidupan tokoh Aisyah.

Tidak Selalu Berhasil Mempengaruhi Para Penikmatnya

Meskipun sastra (terutama yang berbentuk karangan) terbukti dapat mempengaruhi emosi dan kepribadian seseorang, tidak selamanya pengaruh itu dapat benar-benar terjadi. Darmadi (1996, 24) mengatakan bahwa karangan yang baik memiliki beberapa ciri: signifikan, jelas, terorganisir dengan baik, mempunyai pengembangan yang memadai, komunikatif, dan mempunyai kekuatan. 

Ketika suatu karangan tidak memenuhi salah satu ciri yang telah disebutkan, besar kemungkinan bahwa pesan yang ingin disampaikan pengarang tidak dapat menyentuh para pembacanya. Oleh karena itu, wajar jika seseorang telah membaca suatu tulisan namun tetap tidak mendapatkan kesan apapun dari dari apa yang ia baca.

***

Melihat fakta bahwa sastra dapat mempengaruhi emosi dan kepribadian seseorang, maka sudah sepatutnya kita lebih bijaksana dalam memilih apa yang akan kita baca. Seperti kutipan dari Helvy Tiana Rosa, "Sastra bisa menampung semua gejolak dalam diri, mengurangi derita serta membuatmu lebih peka serta berdaya."

Dengan sastra, seseorang bisa melewati segala macam batasan.

Dengan sastra, seseorang bisa membangun dunia yang mereka inginkan.

*Oleh: Annisa Alifadhila (Mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun