Mohon tunggu...
Aliansi Remaja Independen
Aliansi Remaja Independen Mohon Tunggu... -

Aliansi Remaja Independen (ARI) adalah organisasi remaja usia 10 -24 tahun yang bekerja di isu Kesehatan Seksual dan Reproduksi, Pendidikan dan Ketenagakerjaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Agama, Ekstrimisme dan Remaja

24 September 2018   13:08 Diperbarui: 25 September 2018   08:32 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dan yang terakhir adalah teori Sudra yang dikemukakan oleh van Feber. Dasar yang memperkuat teorinya adalah bahwa kalangan kasta sudra yang merupakan kalangan orang-orang yang sangat rendah status sosialnya, ingin memperbaiki diri mereka dengan cara bekerja di daerah-daerah lain, sehingga kemungkinan pada akhirnya mereka sampai ke Indonesia. Selain mendapat pekerjaan, kalangan Sudra juga mendapatkan kedudukan yang lebih baik daripada India.

Setelah itu saya mengulas kerajaan yang akhir nya muncul dari Hindu (Kerajaan Kutai & Tarumanegara) dan kemudian Budha (Kerajaan Sriwijaya dan Mataram) yang kemudian Islam dimana datang sekitar abad 11 sampai 14 dari para pedagang Gujarat (India), Persia dan Arab yang memutuskan tinggal selama berbulan bulan di Nusantara karena mereka nunggu angin musim yang baik untuk kembali berlayar kembali ke tempat asalnya. Karena hal tersebut mereka akhir nya bermukim cukup lama, sehingga mereka dapat banyak berinteraksi ke masyarakat setempat, bahkan sampai ke bangsawan  nusantara, yang akhir nya kesempatan itu digunakan mereka untuk menyebarkan Agamaa Islam.

Yang terakhir adalah pengesahan Konghucu sebagai agama yang penuh perjuangan panjang untuk diakuin resmi di Indonesia. Dulu sebelum dianggap resmi, penganut Konghucu dianggap Budha oleh masyarakat. Semua berawal dari para pedagang Tiongkok (Tionghoa & juga imigran yang hadir sekitar abad ke 3 Masehi). 

Secara De Facto kala itu Konghucu tidak diakui oleh pemerintah  dan pengikutnya wajib memilih agama lain; Kristen atau Budha untuk menjaga kewarganegaraan mereka. Jika mereka tidak mau mengganti agama, mereka digolongkan Agama Budha. 

Setelah reformasi tahun 1998, saat KH Aburahman Wahid (Gus Dur) baru jadi presiden yg ke empat, beliau mencabut intruksi presiden No. 14/1967 dan keputusan Menteri Dalam Negeri tahun 1978, yang akhirnya menjadikan Konghucu sejak saat itu sebagai agama dan resmi di Indonesia. 

Budaya Tionghoa dan segala aktivitas apapun sudah diizinkan untuk dipraktekkan yang membuat akhirnya Tahun Baru Imlek menjadi hari libur keagamaan resmi.

Dari kilasan sejarah tersebut adalah mustahil bagi Bangsa Indonesia mengubah atau menghapus sila pertama. Tentu jika kita tarik sejarah dari proses kemerdekaan, kita semua mengetahui kenapa Ketuhanan Yang Maha Esa yang menjadi keputusan final untuk dimasukkan ke dalam Pancasila.

Masuk dalam pembahasan ekstrimisme, saya mengawali dengan kutipan Panji Pragiwaksono "Itu lah kenapa saya resah banyak umat muslim di Indonesia saat ini yang senang dakwah dengan cara yang keras. Padahal tidak ada islam yang radikal. Islam itu sesungguh nya ajaran agama yang damai, salam nya adalah doa untuk orang tersebut. Yang benar adalah, ada orang radikal, kebetulan Islam."

Pendekata dalam menyebarkan agama dengan keras selalu tidak akan berhasil dan pasti akan menimbukan dendam. Saya ambil contoh Andalusia (Spanyol) dalam sejarah, Andalusia yang semua penduduk nya Kristen ditaklukan oleh islam dan berubah nama menjadi Al-Andalus dan mewajibkan semua penduduk nya pindah ke islam. Kemudian, Al-Andalus ditaklukan lagi oleh Kristen dan membuat semua penduduk nya kembali ke Agama Kristen.

Namun, jika mendekati secara cerdas, tanpa mengggunakan kekerasan atau ajaran yang keras, maka akan diterima dengan cepat. Saya ambil contoh kisah penyebaran agama islam yang dilakukan oleh Wali Songo (Sembulan para wali) yang menyebarkan agama islam salah satu nya Sunan Kali Jaga dengan budaya seni melalui wayang dimana kala itu wayang erat dengan kultur budaya Agama Hindu.

Beragama seharus nya dibarengi sikap progresif (Orang yang belajar agama tapi tidak anti Sains). Kondisi sekarang kesan nya dikotomis sekali; kalau percaya yang agama katakan, kita tidak percaya yang sains katakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun