Mohon tunggu...
Ali Iskandar
Ali Iskandar Mohon Tunggu... Pelayan Maszawaibsos

Peminat Sosial Humaniora, tinggal di Lumajang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ecoteologi Berbasis Majlis Taklim

27 Mei 2025   16:20 Diperbarui: 27 Mei 2025   18:45 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 


Konsep ecoteologi merujuk pada pemahaman teologi yang menyoroti hubungan antara agama dan lingkungan. Dalam konteks Islam, ecoteologi menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam sebagai bagian dari ajaran agama. Terlebih al Quran menyebut  manusia sebagai khalifah (pengemban amanah) di muka bumi. Hal ini mempertegas relasi manusia dengan bumi, tentang bagaimana manusia berkewajiban untuk memeliharanya.Bagian dari upaya pemeliharaan bumi, memberikan kesadaran bersama dengan aneka dan sasaran. Diantara objek penyadaran akan relasi keyakinan (teologi) dengan alam ialah  majelis taklim.

Majelis taklim, sebagai institusi pendidikan non-formal, berperan penting dalam penyebaran ajaran Islam. Memiliki potensi besar untuk menjadi basis pengembangan dan implementasi ecoteologi.

Materi ecoteologi pada majelis taklim (Dok. Ali Iskandar)
Materi ecoteologi pada majelis taklim (Dok. Ali Iskandar)

Ranah Terapan Ecoteologi.

Majelis taklim, dengan jangkauan jamaah yang luas dan beragam, terutama di kalangan perempuan, menawarkan platform yang strategis untuk menanamkan kesadaran lingkungan berdasarkan nilai-nilai Islam. Beberapa alasan mengapa majelis taklim relevan adalah Sejak awal majelis taklim  menjadi tempat penyampaian ajaran agama. Majelis taklim secara rutin membahas ajaran Al-Qur'an dan Hadis. Konsep-konsep seperti tauhid (keesaan Allah), amanah (kepercayaan), mizan (keseimbangan), dan maslahah (kemaslahatan umum) dapat diintegrasikan ke dalam materi pengajian untuk membangun kesadaran akan tanggung jawab terhadap lingkungan. Hal ini menjadi peluang bagi konsep Ecoteologi untuk disampaikan pada ranah majelis taklim. Penyampaian materi yang varian dan terjadwal menjadi daya ketertarikan sendiri bagi anggotanya.

Eksplorasi dan elaborasi ayat, hadits yang berhubungan dengan tema Ecoteologi menjadi bahasan penting dalam sesi penyampaian materi nya.

Pendidikan Komunitas Berkelanjutan dan Relevansi Lokal.

Tak dapat dipungkiri bila majelis taklim adalah wadah pembelajaran sepanjang hayat. Ini memungkinkan pesan-pesan ecoteologi disampaikan secara berulang dan mendalam, sehingga membentuk perilaku yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Majelis Taklim pada umumnya diikuti oleh warga masyarakat usia keluarga dan lanjut. Mereka tumbuh dalam warga rukun tetangga dan komunitas, siap berkolaborasi untuk menjadi objek kesadaran Ecoteologi.

Kelebihan lain dari jamaah majelis taklim seringkali memiliki ikatan sosial yang kuat. Ini memudahkan mobilisasi untuk kegiatan lingkungan nyata, seperti pengelolaan sampah, penghijauan, atau kampanye hemat energi.  Materi materi tersebut memungkinkan bagi anggota majelis taklim untuk mencecap dan menyerap dan menyesuaikan materi ecoteologi dengan isu-isu lingkungan lokal yang dihadapi komunitas mereka. Sehingga ajaran menjadi lebih kontekstual dan berdampak langsung. 

kekuatan lain yang dimiliki oleh majelis taklim adalah anggotanya yang mayoritas kkaum haws. Mereka seringkali menjadi pengambil keputusan utama dalam rumah tangga dan komunitas. Edukasi ecoteologi kepada mereka dapat membawa perubahan signifikan dalam praktik sehari-hari, seperti pengelolaan limbah rumah tangga. Hal ini memungkinkan bagi mereka untuk dijadikan sebagai agen perubahan sosial di lingkungan sekitarnya.

Implementasi dan Gerak Nyata Ecoteologi

Implementasi ecoteologi majelis taklim yang dapat diterapkan semisal integrasi materi dalam pengajian. [1] Kajian Tematik: Mengadakan pengajian khusus tentang ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadis yang berkaitan dengan lingkungan, kebersihan, dan konservasi alam. [2] Kisah-kisah Inspiratif. Menceritakan kisah-kisah teladan dari Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan. [3].Fiqh Lingkungan (Fiqh al-Bi'ah): Membahas hukum-hukum Islam terkait pengelolaan sumber daya alam, kebersihan, dan pencegahan kerusakan lingkungan yang berbasis lokal.

Sedangkan gerak nyata majelis taklim dalam mendukung ecoteologi dapat dilakukan pada giat insidentil berupa menginisiasi kegiatan bersih-bersih lingkungan masjid atau sekitar tempat tinggal jamaah. Membentuk bank sampah yang dikelola oleh majelis taklim untuk mengedukasi dan mendorong pemilahan serta daur ulang sampah. Melakukan penanaman pohon atau membuat taman di lingkungan sekitar majelis taklim atau rumah jamaah. Melakukan atau mengampanyekan pentingnya menghemat energi dan air dalam kehidupan sehari-hari, sesuai ajaran Islam tentang tidak berlebihan (israf).

Dengan menjadikan majelis taklim sebagai pusat penyemaian ecoteologi, diharapkan terbentuk masyarakat muslim yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, sejalan dengan ajaran Islam untuk menjaga keseimbangan alam semesta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun