Mohon tunggu...
ALI AKBAR HARAHAP
ALI AKBAR HARAHAP Mohon Tunggu... Kader HMI

Buat video youtube

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tagar Resmi: Strategi Digital untuk Konsolidasi dan Kemajuan Organisasi

19 September 2025   06:33 Diperbarui: 19 September 2025   06:33 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pemanfaatan Tagar Resmi sebagai Strategi Digital dalam Konsolidasi Organisasi Kekerabatan

Oleh: Ali Akbar Harahap, S.Kom., M.Sos.

Perkembangan teknologi komunikasi telah mengubah pola interaksi sosial, termasuk dalam dinamika organisasi. Media sosial tidak hanya berfungsi sebagai sarana publikasi, tetapi juga menjadi medium strategis dalam membangun identitas kolektif. Salah satu pendekatan yang relatif sederhana namun efektif adalah penggunaan tagar resmi organisasi. Dalam konteks organisasi kekerabatan seperti Marga Harahap Sejagat Raya, sosialisasi tagar resmi misalnya #HorasMuliaMaju atau #MargaHarahapSejagatRaya dapat berfungsi sebagai instrumen digital untuk memperkuat kohesi sosial dan memudahkan manajemen data keanggotaan.

Menurut Kaplan & Haenlein (2010), media sosial dapat dipahami sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas fondasi ideologis dan teknologi Web 2.0, yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran konten pengguna." Dengan demikian, ketika anggota organisasi secara konsisten menggunakan tagar resmi dalam setiap unggahan, terjadi proses kurasi konten secara kolektif. Hal ini tidak hanya mendukung keterlihatan (visibility) organisasi di ruang digital, tetapi juga mempermudah proses dokumentasi dan evaluasi kegiatan.

Lebih jauh, penggunaan tagar resmi memiliki implikasi pada efektivitas manajemen organisasi. Data yang terkumpul melalui unggahan anggota dengan tagar tertentu dapat dijadikan sumber informasi untuk pemetaan jaringan sosial, penyusunan struktur kepengurusan, hingga penguatan solidaritas antar-anggota. Penelitian Boyd & Ellison (2007) menegaskan bahwa media sosial berperan penting dalam memfasilitasi terbentuknya jejaring sosial yang dapat meningkatkan rasa memiliki (sense of belonging). Oleh karena itu, penerapan tagar resmi bukan sekadar simbol komunikasi, melainkan strategi ilmiah yang mampu meningkatkan konsolidasi internal dan efisiensi organisasi secara nyata.

Selain fungsi dokumentatif, penggunaan tagar resmi juga memiliki dimensi edukatif. Melalui konsistensi dalam memakai tagar, anggota organisasi secara tidak langsung belajar tentang pentingnya branding, keteraturan, serta disiplin kolektif. Menurut Kotler & Keller (2016), brand identity merupakan faktor utama yang membedakan suatu kelompok dari kelompok lain dalam lanskap komunikasi modern. Dengan demikian, penerapan tagar resmi bukan sekadar instruksi teknis, melainkan bagian dari proses pembelajaran digital yang mendukung profesionalisme organisasi.

Dari perspektif sosiologi komunikasi, tagar juga dapat dipandang sebagai bentuk simbol sosial yang memperkuat narasi kebersamaan. Clifford Geertz (1973) menekankan pentingnya simbol dalam membangun makna budaya bersama. Dalam konteks organisasi kekerabatan, penggunaan tagar resmi memungkinkan anggota untuk merasa terhubung, meskipun secara geografis tersebar di berbagai wilayah. Kehadiran simbol digital ini menjadi pengikat identitas bersama yang mengurangi fragmentasi sosial.

Lebih jauh, dari sisi praktis, penggunaan tagar resmi juga mendukung transparansi organisasi. Setiap kegiatan yang terdokumentasi secara digital dengan tagar tertentu akan lebih mudah diakses oleh publik. Transparansi ini penting dalam meningkatkan legitimasi organisasi di mata masyarakat luas. Menurut penelitian McNutt (2018), keterbukaan informasi melalui media digital berkontribusi terhadap meningkatnya kepercayaan publik pada lembaga atau organisasi. Dengan kata lain, tagar resmi berfungsi sebagai jembatan komunikasi yang meneguhkan akuntabilitas sekaligus memperkuat reputasi organisasi di ruang publik.

Dalam praktiknya, kesuksesan penggunaan tagar resmi sangat bergantung pada konsistensi dan kesadaran kolektif anggota. Organisasi perlu melakukan sosialisasi secara berkesinambungan, misalnya melalui grup komunikasi internal, pelatihan digital, maupun arahan formal dari pengurus pusat. Dengan begitu, tagar resmi dapat dipahami bukan hanya sebagai pelengkap unggahan, melainkan sebagai bagian dari strategi komunikasi organisasi.

Akhirnya, berbenah untuk kemajuan organisasi tidak selalu harus dilakukan dengan langkah besar yang rumit. Terkadang, inovasi sederhana seperti sosialisasi dan penggunaan tagar resmi dapat menghadirkan dampak signifikan. Ia bukan hanya memudahkan dokumentasi dan konsolidasi, tetapi juga memperkuat identitas, solidaritas, dan legitimasi organisasi di mata publik. Melalui aksi nyata ini, Marga Harahap Sejagat Raya maupun organisasi lain yang sejenis dapat melangkah lebih modern, efektif, dan relevan dengan zaman.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun