Q&A Session kesempatan bertanya langsung, yang jarang bisa didapatkan hanya dengan membaca panduan tertulis.
Mengikuti Zoom ini bagi saya bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah ruang belajar kolektif. Menurut Wenger (1998) dalam konsep Communities of Practice, interaksi semacam ini memperkuat identitas penulis sebagai bagian dari komunitas pembelajar. Ada rasa kebersamaan, semangat berjuang bersama, dan tentu saja peluang menambah wawasan.
Menjadi Penulis Berkualitas
Dalam proses ini, saya belajar bahwa tujuan akhir bukan hanya sekadar menulis banyak, tetapi menjadi penulis berkualitas.
Penulis berkualitas adalah mereka yang:
Menguasai substansi -- tulisan bukan hanya panjang, tetapi juga memiliki isi yang jelas, berbobot, dan didukung data/referensi.
Mampu beradaptasi dengan audiens menyesuaikan gaya bahasa dengan siapa yang membaca.
Konsisten terus menulis, meski views kadang naik turun.
Berintegritas mengedepankan orisinalitas, bukan plagiarisme.
Seperti yang dikatakan Stephen King (2000) dalam bukunya On Writing, "Menulis adalah tentang kejujuran." Maka kualitas penulis ditentukan bukan hanya oleh teknik, melainkan juga kejujuran dalam menyampaikan pikiran.
Saya menyadari, untuk sampai ke tahap itu diperlukan kombinasi antara motivasi intrinsik (cinta menulis, ingin berbagi manfaat) dan motivasi ekstrinsik (penghasilan, penghargaan). Dengan keseimbangan ini, menulis akan melahirkan karya yang otentik sekaligus berdaya guna.