Mohon tunggu...
Ali NR
Ali NR Mohon Tunggu... Buruh - Penulis

Tetap semangat sampai tujuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sudut Gelap Sang Ustazah

22 Desember 2020   23:45 Diperbarui: 22 Desember 2020   23:44 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


"Ndo abi ngerti kamu pasti kecewa setelah tahu semua ini, tapi satu hal yang perlu kamu ketahui ndo, mungkin dulu ustazah Anna memang seorang penjahat yang paling disegani, tapi kamu kan bisa lihat sekarang dia sudah bertobat dan menjadi seorang ustazah, dan kita sebagai sesama muslim harus mendukungnya bukan malah menjauhi apalagi memusuhinya ndo."


"Abi, Sifa ngerti kalau soal itu tapi kalau sampai berita ini keluar pesantren itu akan merusak nama baik pesantren kita bih, apalagi sekarang pesantren ini sedang dalam persengketaan kalau mereka tahu dipesantren ini ternyata ada salah satu ustazahnya seorang mantan penjahat ini bisa menambah citra buruk pesantren bih."


"Maaf romo kyai, sejujurnya saya masih belum ingat siapa saya sebenarnya, tapi kalau memang keberadaan saya di sini akan menimbulkan masalah mungkin sebaiknya saya keluar saja dari sini romo." kata ustazah Anna mencoba mencari jalan tengah.


Sebenarnya pada awalnya pak kyai ragu untuk memberikannya ijin mengingat ingatan ustazah Anna yang belum pulih yang disebabkan benturan keras di kepalanya beberapa tahun yang lalu, dan bukan hanya itu saja, sebenarnya pak kyai juga tahu jika diluar sana ustazah Anna tidaklah aman.


Akan tetapi karena sang ustazah sedikit memaksa, pak kyai pun memberinya ijin meski ada rasa khawatir yang menyelimuti hatinya.


Setelah keluar dari pesantren sang ustazah langsung mendatangi salah satu teman kenalannya, namun ia tak menyadari kalau sejak ia keluar dari pesantren ada sepasang mata yang terus mengawasi gerak geriknya. Tatapan itu sangat tajam bahkan seperti menyimpan sebuah dendam yang membara.


Malam itu ustazah Anna berjalan menyelusuri kota yang begitu ramai dengan segala pernak pernik lampu jalanan dan aktifitas dari para pelancong yang ingin menghabiskan waktu atau sekedar untuk mengisi perut mereka yang kosong.


Ustazah Anna duduk di bangku panajang taman kota, namun baru saja ia ingin bersantai sekelompok pemuda berwajah garang langsung mengepungnya.


"Merpati utara, bagus akhirnya kamu muncul juga dari persembunyianmu." celoteh salah satu dari mereka, mungkin dia adalah ketua dari kelompok itu. Ustazah Anna diam tanpa memperdulikan kata-kata dari mereka sebab sejujurnya ia tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh mereka.


"Sebaiknya kamu ikut kami untuk ketemu dengan bos besar." kembali terdengar suara mereka menggema. Ustazah Anna bangkit dari tempat duduknya, ditatapnya satu persatu wajah mereka, dan seketika itu juga ia seperti menemukan penggalan-penggalan wajah mereka yang terasa tidak asing di ingatannya meski tidak terlalu jelas dan bersamaan dengan itu ia seperti merasakan ribuan jarum menusuk nusuk kepalanya hingga mengakibatkan sakit yang luar biasa.


Ia terhuyung kedepan sembari memegangi kepalanya dan hampir saja membuatnya terjatuh. Entah darimana datangnya tiba-tiba sebuah pukulan mendarat ditengkuknya dan membuatnya jatuh tersungkur dan tak sadarkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun