Mohon tunggu...
Ali Muakhir
Ali Muakhir Mohon Tunggu... Penulis - (Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Selama ini ngeblog di https://www.alimuakhir.com I Berkreasi di IG @alimuakhir I Berkarya di berbagai media dan penerbit I (cp: ali.muakhir@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Nikmatnya Kopi Susu Warung Kopi Purnama

22 Mei 2015   09:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:43 1632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_419253" align="aligncenter" width="500" caption="Segelas Kopi Susu Warung Kopi Purnama (Foto: Alee)"][/caption]

BAGI penikmat kopi, jangan kecewa jika jalan-jalan ke Bandung dan tidak menemukan kedai atau warung kopi seperti di Aceh, Makasar, atau Ambon. Bandung memang bukan kota penghasil kopi meski pun Bandung punya kopi yang legendaris, yaitu Kopi Aroma.

Akan tetapi jangan khawatir, ada satu Warung Kopi sangat legendaris dan layak untuk dijadikan tempat singgah jika jalan-jalan ke Bandung, namanya Warung Kopi Purnama (WKP). Lokasinya ada di kawasan pusat Kota Bandung, tepatnya di Jalan Alkateri No. 22 Bandung.

Hampir setiap pagi atau sore hari warung kopi ramai pengunjung. Saya sendiri kalau sedang berada di tengah kota, baik sedang sendirian, bersama teman-teman atau keluarga sesekali berkunjung ke sini, sekadar untuk menikmati segelas Kopi Susu dan Roti Bakar Srikayanya. Dua menu itu sejak warung ini berdiri memang jadi menu yang paling dicari.

Meski pun warung kopi selalu identik dengan orangtua, Warung Kopi Purnama tidak demikian, bisa dinikmati oleh siapa pun termasuk anak-anak. Terakhir berkunjung ke sana, minggu lalu, saat sedang ada aktivitas di seputar alun-alun Bandung.

[caption id="attachment_419254" align="aligncenter" width="500" caption="Bangunan Warung Kopi Purnama yang Tetap Dipertahankan (Foto: Alee)"]

14322588851804756629
14322588851804756629
[/caption]

Berdiri Sejak 1930

Hebat sekali, apa nggak capai berdiri sejak tahun 1930 hingga tahun 2015? Seloroh hati saya setiap kali memasuki pintu warung kopi purnama yang tidak pernah berubah, tetap mempertahankan bangunan khas kolonial.

Letak Warung Kopi Purnama memang berada di daerah pecinan lama di Bandung, tepatnya di distrik perekonomian yang dibangun pada masa Belanda. Pertokoan di sana hampir semua mempertahankan bangunan lama, kalau pun berubah mungkin sekadar mengganti warna cat atau menambal tembok yang terkelupas.

Begitu masuk ruangan, saya mencari tempat duduk di pojok supaya lebih nyaman menikmati kopi susunya. Ada beberapa orang tua keturunan Tionghoa yang sepertinya sedang santai di pojok lainnya. Aroma Tionghoa Melayu memang sangat kental di ruang depan. Lihat saja jendela besar di samping kiri kanan pintu yang diberi teralis kayu mengingatkan bangunan-bangunan khas melayu.

Kemudian lampu-lampu bulat yang menggantung dari atap, meja, kursi, hingga lemari tempat memajang beberapa cemilan, yang mengelilingi kasir pun terasa sekali aroma melayunya.

Pada dinding-dinding bergantung foto-foto bangunan tempo dulu yang mengingatkan sejarah Kota Bandung. Beberapa kliping liputan media yang difigura hingga beberapa kertasnya sudah memudar dimakan usia.

[caption id="attachment_419255" align="aligncenter" width="500" caption="Bagian dalam Warung Kopi Purnama (Foto: Alee)"]

1432259200857175331
1432259200857175331
[/caption]

[caption id="attachment_419256" align="aligncenter" width="500" caption="Ruang Dalam Warung Kopi Purnama Tak Pernah Berubah (Foto: Alee)"]

143225931080903463
143225931080903463
[/caption]

Beberapa saat kemudian pramusaji menyodorkan daftar menu yang sudah saya hafal betul harga-harganya. Sekarang harganya naik sedikit, tetapi tidak apa-apa demi secangkir Kopi Susu Khas Warung Kopi Purnama.

Saya memesan Kopi Susu dan Roti Kukus Selai Nanas, sementara kedua anak saya memilih Jus Jambu, Cokelat Hangat, dan masing-masing Roti Kukus Selai Cokelat. Sebagai penetral rasa manis, saya pesan Teh Tubruk.

Kopi Bandung Rasa Medan

Warung Kopi Purnama kini dikelola oleh pengusaha generasi ketiga, namanya Lily Josana yang mendapat warisan dari ayahnya, Allen Josana. Warung awalnya didirikan kakek Lily, Young A Tong pada tahun 1990. Saat pertama kali berdiri namanya Ching Sang Shu (Bahasa Khek) yang artinya “Silahkan Mencoba”.

Pertama kali didirikan bukan di Bandung, melainkan di Medan, Sumatra Utara. Pada tahun 1960-an, seiring dengan kebijakan pemerintah pada saat itu, nama warung diganti menjadi Warung Kopi Purnama.

Sempat pindah ke Jakarta selama beberapa tahun, baru kemudian pindah ke Bandung, tepatnya di Jalan Oto Iskandardinata, baru kemudian pindah pecinan lama, tepatnya di Jalan Alkateri no. 22 Bandung hingga sekarang.

Berdasarkan pengalaman sang Kakek, dahulu orang Medan kalau minum kopi pada pagi hari pasti ditemani roti, maka Warung Kopi Purnama pun menyediakan roti kukus selain kopi sebagai menu utama. Lambat laun, pengunjung warung ketagihan dengan Kopi Susu dan Roti Kukus Selai Sirkaya. Jadilah, kedua menu tersebut primadona hingga sekarang.

[caption id="attachment_419257" align="aligncenter" width="500" caption="Kopi Susu dan Roti Kukus Selai Nanas yang Super Nikmat (Foto: Alee)"]

1432259471321631811
1432259471321631811
[/caption]

[caption id="attachment_419258" align="aligncenter" width="500" caption="Coklat Hangat dan Roti Coklatnya Tak Kalah Menggoda (Foto: Alee)"]

14322595581218922451
14322595581218922451
[/caption]

Rasa kopi susunya memang sangat berbeda, tidak seperti kopi susu pada umumnya yang kadang tidak nge-bland antara kopi dan susunya. Begitu dicoba, sruputan awal rasa pahit dan sepat kopinya cukup terasa. Sruputan berikutnya bikin kita melayang di udara.

Rahasia kenikmatan kopi susu di warung kopi purnama, salah satunya karena kopinya yang digiling sendiri itu langsung dibeli dari Medan. Warung membeli kopi pilihan pada penyedia kopi langganan yang sama sejak warung berdiri.

Biji-biji kopi tersebut kemudian disimpan terlebih dahulu untuk menciptakan aroma yang sangat kuat. Setelah itu biji-biji kopi digiling dengan penggilingan yang sama, yang digunakan sejak jaman dulu kala. Penggilingan dilakukan secara khusus di rumah kediaman Lily. Cara menggiling yang berbeda menjadi rahasia warung hingga sekarang.

Lyli punya resep khusus dalam menyeduh kopi supaya membuat peminumnya ketagihan. Setelah gelas yang berisi bubuk kopi dituang air mendidih, dibiarkan beberapa saat hingga ampasnya mengendap. Setelah ampasnya mengendap, air seduhan tersebut direbus kembali, baru kemudian air rebusan tersebut disajikan.

Sementara rahasia kelezatan Roti Selai Sirkayanya ada pada gula merah yang digunakan. Ini sudah menjadi resep turun temurun. Selain itu, selai Sirkayanya tanpa bahan pengawet. Di kasir dijual juga selai sirkaya yang bisa dibeli untuk oleh-oleh.

Selain Roti Selai Sirkaya, Roti Gulung Telur Sosisnya juga menjadi salah satu favourite pengunjung warung yang buka mulai pukul 06.30 hingga pukul 22.00 ini. Terkadang, pagi-pagi sekali pelanggan sudah antre untuk sarapan di sini. Selain itu, masih banyak menu-menu lain yang bisa dipilih pengunjung.

Oh iya, sekarang ini di bagian belakang yang dahulu taman telah direnovasi dan dijadikan bangunan untuk pengunjung bebas rokok. Pengunjung yang membawa keluarga bisa nyaman makan-makan di sini. Belum lagi sekarang sudah ada wifi sehingga makin betah nongkrong di sini.

[caption id="attachment_419259" align="aligncenter" width="500" caption="Ruang Bagian Belakang Jadi Ruang Bebas Rokok (Foto: Alee)"]

1432259973636232632
1432259973636232632
[/caption]

Tak terasa, sore mulai menjelang, saya segera menghabiskan sruputan terakhir kopi susu yang saya pesan. Rasanya, tak ingin setetes pun tertinggal di cangkir, walau cangkirnya cangkir biasa, sama seperti cangkir-cangkir di rumah, tidak seperti cangkir-cangkir yang digunakan di café-café kopi modern yang mulai menjamur di Bandung. Selamat minum kopi kawan! []

@KreatorBuku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun