Mohon tunggu...
M. ALGHAZALI NAS
M. ALGHAZALI NAS Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Kompas

Hari ini, Bekerjalah Sepenuh Hati, dapatkan Berita Terbaik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Stunting, Tim Pengabdi UMI Dan dosen UNIMERZ Kolaborasi

26 Juli 2023   11:41 Diperbarui: 27 Juli 2023   15:56 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar
Input sumber gambar

Menurut ketua tim Dr. Yusriani, SKM, M.Kes bahwa Kesehatan ibu dan anak masih menjadi permasalahan utama kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di daerah pedesaan. Desa pucak merupakan salah satu desa binaan Universitas Muslim Indonesia di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros yang memiliki banyak masalah di bidang Pendidikan dan Kesehatan Ibu dan Anak. Program kesehatan ibu dan anak (KIA) khususnya pemberian edukasi kesehatan di Desa Pucak belum berjalan dengan baik sehingga kasus stunting mengalami peningkatan. Desa pucak juga memiliki Potensi Sumber Daya Manusia seperti kader dan karang taruna, dan Sumber Daya Alam Yang Dihasilkan Dari Tanaman Kelor yang sangat melimpah dan tumbuh subur di lahan/pekarangan rumah masyarakat.

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan dilaksanakan selama 4 hari yaitu pada tanggal 22-25 Juli 2023.

Anggota tim PKM yaitu Dr. dr. H. Muh. Khidri Alwi, M.Kes membahas tentang PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN STUNTING melalui metode CERAMAH, DISKUSI, dan PRAKTEK, sehingga melalui kegiatan ini pengetahuan, sikap dan keterampilan Kelompok Kader Kesehatan dan Kelompok Karang Taruna Bukit Kemuning Desa Pucak dapat lebih ditingkatkan.

Sementara Dr. Ir. Ida Rosada, M.Si membahas tentang manfaat daun kelor melalui metode CERAMAH, DISKUSI, dan PRAKTEK. Sehingga pemahaman mitra dalam pemanfaatan daun kelor semakin meningkat.

Pada kegiatan PDB dilakukan praktik pengolahan daun kelor menjadi panada isian daun kelor, 


Diversifikasi Produk Olahan Daun Kelor merupakan sebuah inovasi yang dapat mencegah kejadian stunting, karena daun kelor mengandung zat gizi tinggi.

Praktik ini diharapkan melengkapi kapasitas masyarakat setempat dalam melakukan langkah pencegahan stunting dengan pemanfaatan daun kelor yang banyak tumbuh disekiatar lingkungan masyarakat setempat. Bayi dan anak-anak pada masa pertumbuhan dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO untuk mengkonsumsi daun kelor.

 Perbandingan gram daun kelor mengandung : 

7 x vitamin C pada jeruk, 4 x calcium pada susu, 4 x vitamin A pada wortel, 2x protein pada susu, 3x potasium pada pisang.
National Institute of Health (NIH) pada 21 maret 2008 mengatakan, 

bahwa pohon kelor  “Telah digunakan sebagai obat oleh berbagai kelompok etnis asli untuk mencegah atau mengobati lebih dari 300 jenis penyakit”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun