Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kopi Tumbuk, Kopi Sachet, dan Jiwa Masyarakat Modern

7 Oktober 2025   20:52 Diperbarui: 7 Oktober 2025   21:27 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi jangan salah sangka: ini bukan perang antara "baik" dan "jahat". Sachet punya tempatnya, bagi ibu yang bangun subuh sebelum anaknya, bagi pekerja lembur yang butuh dorongan cepat, bagi mereka yang hidup dalam tekanan sistem yang tak memberi ruang untuk ritual. Yang penting bukan menolak sachet, tapi menyadari makna di balik pilihan kita.

Karena pada akhirnya, kopi (dalam bentuk apa pun) adalah cermin. Ia memantulkan bagaimana kita memperlakukan waktu, tubuh, sesama, dan bumi.

Apakah kita minum kopi untuk melarikan diri dari kehidupan? Atau untuk kembali hadir di dalamnya?

Di antara lesung kayu dan sachet plastik, terletak pertanyaan yang sama: "Apa yang sebenarnya kita cari kenyamanan, atau makna?"

Dan jawabannya, seperti aroma kopi yang menyebar perlahan, akan terasa jelas... jika kita mau menunggu cukup lama untuk menciumnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun