Nomor Kursi 17B, Nomor WA 0812...
Di suatu pagi yang terlalu pagi, di Stasiun Bandung, Dika, 28 tahun, pegawai remote di perusahaan digital, tapi remote-nya cuma dari kasur ke meja makan, buru-buru menyeret ranselnya ke peron. Ia harus ke Yogyakarta untuk urusan "penting": nonton konser mantan idola masa kecilnya, yang kebetulan juga mantan vokalis band yang lagunya sering diputer saat dia putus cinta.
Kereta KA Fajar Utama sudah bersuara siap berangkat. Dika melompat masuk, napas terengah-engah, keringat bercucuran, kacamata nyaris copot.
"Kursi saya... kursi saya..."Â gumamnya, membuka e-ticket di ponsel.
Nomor 17B. Gerbong 3.
Ia melihat ke kanan-kiri. Dan di kursi 17B... sudah duduk seorang perempuan. Cantik. Rambut hitam panjang diikat setengah, baca buku Laut Bercerita karya Leila S. Chudori, minum teh botol hangat, dan... memakai earphone.
Dika menepuk pundaknya pelan.
"Maaf, ini kursi saya. 17B."
Perempuan itu melepas earphone. Matanya tajam, tapi senyumnya lembut.
"Oh. Maaf, aku kira semua kursi bebas kalau nggak ada yang duduk. Aku pikir ini kereta komuter lokal."
Dika nyengir. "Ini bukan KRL, Mbak. Ini KA jarak jauh. Kalau nggak bayar, bisa diturunkin di Cicalengka."
Perempuan itu (Nisa) tertawa. "Oalah. Maaf, aku baru pertama kali naik kereta jarak jauh sendiri. Biasanya naik mobil sama ortu."
Dika, yang sebenarnya sedang mencari topik buat ngobrol, langsung switch mode dari marah ke galak-galak manis.
"Yaudah, kamu duduk di 17A aja. Saya 17B. Tapi kamu harus ganti nomor WA-ku sebagai ganti rugi."