Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[renungan] Pintu Sempit, Jalan Luas: Mengikuti Yesus di Tengah Dunia yang Berisik

24 Agustus 2025   09:20 Diperbarui: 24 Agustus 2025   09:20 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya: Tidak ada yang terlalu jauh, terlalu rusak, atau terlalu "asing" bagi rencana Allah. Jika kita mengikuti Yesus di zaman ini, kita harus menjadi gereja yang terbuka, bukan eksklusif, bukan elitis, tetapi inklusif dan penuh kasih.

Didikan Tuhan: Saat Kasih-Nya Terasa Seperti Luka (Bacaan Kedua: Ibrani 12:5-7,11-13)

Sering kali, kita mengira bahwa jika kita mengikuti Tuhan, hidup akan mulus. Tapi surat Ibrani mengingatkan: "Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya." Kata "menghajar" terdengar keras, tetapi konteksnya adalah kasih. Seperti seorang ayah yang mendisiplin anaknya karena ia ingin anak itu tumbuh menjadi dewasa dan bijaksana.

Di zaman ini, banyak orang meninggalkan iman bukan karena kehilangan kebenaran, tapi karena tidak tahan dengan didikan. Mereka mengira penderitaan adalah tanda penolakan, padahal sering kali itu adalah tanda keintiman.

Bayangkan: Saat karier hancur, Tuhan mungkin sedang membebaskan kita dari penyembahan uang. Saat hubungan retak, Ia mungkin sedang mengajarkan kita arti pengampunan. Saat kita jatuh sakit, Ia mungkin sedang memaksa kita untuk berhenti dan mendengar suara-Nya.

"Semua disiplin memang pada saatnya tidak menggembirakan, tetapi menyedihkan. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai sejahtera." (Ibrani 12:11)

Mengikuti Yesus hari ini berarti menerima didikan-Nya bukan sebagai hukuman, tetapi sebagai bentuk kasih yang mendalam. Kita bukan anak-anak yang dibuang, tetapi anak-anak yang dibentuk.

Bangun Kembali Jalan yang Bengkok: Jangan Biarkan Rohmu Lumpuh (Ibrani 12:12-13)

Ayat penutup surat Ibrani sangat puitis dan praktis: "Kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah, dan luruskanlah jalan bagi kakimu, supaya yang pincang jangan terpeleset, tetapi malah sembuh."

Ini adalah gambaran rohani yang kuat. Banyak dari kita berjalan dalam iman dengan "kaki yang pincang", kebiasaan dosa, trauma masa lalu, keraguan, kekecewaan terhadap gereja atau orang percaya. Tetapi Tuhan tidak meminta kita sempurna sebelum mulai berjalan. Ia berkata: "Luruskan jalanmu agar yang pincang sembuh, bukan terjatuh."

Di zaman ini, mengikuti Yesus berarti: Tidak menyerah pada kelemahan, Tidak membiarkan luka membuat kita sinis, Tapi terus memperbaiki jalan kita, langkah demi langkah, dalam pertobatan dan harapan.

Gereja bukan tempat orang sempurna, tetapi tempat para pejuang yang terus dipulihkan.

Penutup: Mengikuti Yesus di Zaman yang Memutarbalikkan Nilai

Mengikuti Yesus di tahun 2025 bukan berarti hidup dalam isolasi spiritual, tetapi berada di tengah dunia dengan hati yang setia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun