Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Bayang yang Menjerit

7 Juli 2025   23:03 Diperbarui: 7 Juli 2025   23:03 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Pagi itu, mobil dinas ditemukan terbengkalai di pinggir jalan. Pak Yanto ditemukan di dalam, pingsan dengan wajah penuh kengerian, rambutnya memutih dalam semalam. Di hutan, tak ada jejak Menteri Darmawan, hanya sebuah cermin kecil yang retak, ditemukan di tengah genangan air yang kini berwarna merah tua.

Di permukaannya, samar-samar terlihat bayangan seorang pria yang menjerit, dikelilingi wajah-wajah pucat yang tak pernah berhenti menatap.Di ibu kota, berita tentang hilangnya Menteri Darmawan mengguncang publik. Dokumen-dokumen penyelewengannya terbongkar, memicu kemarahan rakyat.

Tapi di malam-malam sepi, di kedai-kedai kopi dan gang-gang sempit, orang-orang berbisik tentang sesuatu yang lain: bahwa Menteri Darmawan tak benar-benar hilang. Ia masih ada, terperangkap di dunia bayangan, dikejar oleh dirinya sendiri, dihantui oleh jeritan rakyat yang ia khianati.

Dan di setiap cermin, di setiap genangan air, bayangannya masih menunggu, bukan untuknya, tapi untuk pejabat lain yang berani mengulangi dosanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun