Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Generasi Berkarakter: Kolaborasi Sekolah dan Komite Sekolah

12 Juni 2025   21:02 Diperbarui: 12 Juni 2025   21:02 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

1) Merancang dan memfasilitasi kegiatan yang relevan dengan kebutuhan siswa, seperti seminar keagamaan atau pelatihan soft skills. 

2) Menyediakan narasumber, seperti ulama atau motivator, untuk memperkaya konten kegiatan. 

Dan 3) Membantu logistik, seperti pendanaan untuk acara keagamaan atau penyediaan fasilitas untuk kegiatan ekstrakurikuler.

Namun, agar peran ini maksimal, komite perlu dilatih dengan pendekatan pembelajaran yang relevan dan praktis.

Memberdayakan Komite dengan Pendekatan Inovatif

Pemberdayaan komite sekolah tidak cukup dengan rapat rutin atau permintaan donasi. Sekolah perlu memperkenalkan metode pembelajaran yang memungkinkan komite memahami dinamika pendidikan dan berkontribusi secara bermakna. Berikut adalah empat pendekatan yang dapat digunakan:

a. Discovery Learning. Pendekatan ini mendorong komite untuk belajar melalui pengalaman langsung. Misalnya, mereka dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sebagai pengamat untuk memahami kebutuhan siswa dan tantangan guru. Proses ini membantu komite menemukan solusi kreatif, seperti mengusulkan kegiatan baru yang lebih menarik bagi siswa.

b. Inquiry-Based Learning. Metode ini mengajak komite untuk bertanya dan menyelami isu secara mendalam. Contohnya, mereka dapat mengadakan diskusi dengan siswa untuk memahami mengapa minat terhadap kegiatan rohis menurun, lalu merancang solusi seperti kajian interaktif atau kegiatan berbasis proyek.

c. Microlearning. Dengan waktu yang terbatas, microlearning menawarkan pelatihan singkat dan terfokus melalui video, infografis, atau modul daring. Misalnya, komite dapat mempelajari teknik pendampingan siswa atau cara mengelola kegiatan ekstrakurikuler dalam sesi 10-15 menit yang fleksibel.

d. Deep Learning. Pendekatan ini berfokus pada pemahaman mendalam melalui pelatihan intensif. Komite dapat mengikuti workshop tentang pendidikan karakter atau nilai-nilai keagamaan, sehingga mereka mampu menjadi mentor atau fasilitator dalam kegiatan siswa.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Implementasi dalam Kegiatan Ekstrakurikuler

Bagaimana pendekatan ini diterapkan secara nyata? Berikut adalah contoh penerapan dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun