1) Merancang dan memfasilitasi kegiatan yang relevan dengan kebutuhan siswa, seperti seminar keagamaan atau pelatihan soft skills.Â
2) Menyediakan narasumber, seperti ulama atau motivator, untuk memperkaya konten kegiatan.Â
Dan 3) Membantu logistik, seperti pendanaan untuk acara keagamaan atau penyediaan fasilitas untuk kegiatan ekstrakurikuler.
Namun, agar peran ini maksimal, komite perlu dilatih dengan pendekatan pembelajaran yang relevan dan praktis.
Memberdayakan Komite dengan Pendekatan Inovatif
Pemberdayaan komite sekolah tidak cukup dengan rapat rutin atau permintaan donasi. Sekolah perlu memperkenalkan metode pembelajaran yang memungkinkan komite memahami dinamika pendidikan dan berkontribusi secara bermakna. Berikut adalah empat pendekatan yang dapat digunakan:
a. Discovery Learning. Pendekatan ini mendorong komite untuk belajar melalui pengalaman langsung. Misalnya, mereka dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sebagai pengamat untuk memahami kebutuhan siswa dan tantangan guru. Proses ini membantu komite menemukan solusi kreatif, seperti mengusulkan kegiatan baru yang lebih menarik bagi siswa.
b. Inquiry-Based Learning. Metode ini mengajak komite untuk bertanya dan menyelami isu secara mendalam. Contohnya, mereka dapat mengadakan diskusi dengan siswa untuk memahami mengapa minat terhadap kegiatan rohis menurun, lalu merancang solusi seperti kajian interaktif atau kegiatan berbasis proyek.
c. Microlearning. Dengan waktu yang terbatas, microlearning menawarkan pelatihan singkat dan terfokus melalui video, infografis, atau modul daring. Misalnya, komite dapat mempelajari teknik pendampingan siswa atau cara mengelola kegiatan ekstrakurikuler dalam sesi 10-15 menit yang fleksibel.
d. Deep Learning. Pendekatan ini berfokus pada pemahaman mendalam melalui pelatihan intensif. Komite dapat mengikuti workshop tentang pendidikan karakter atau nilai-nilai keagamaan, sehingga mereka mampu menjadi mentor atau fasilitator dalam kegiatan siswa.
Implementasi dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Bagaimana pendekatan ini diterapkan secara nyata? Berikut adalah contoh penerapan dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler: