Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

[seputar vegan 2]: Pengaruh bagi Kesehatan dan Kehidupan Sosial

5 April 2025   17:30 Diperbarui: 5 April 2025   14:49 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Pengaruh bagi Kesehatan dan Kehidupan Sosial


Diet vegan semakin populer di Indonesia, tak hanya sebagai gaya hidup, tetapi juga pilihan kesehatan. Namun, banyak mitos yang beredar, mulai dari kekurangan gizi hingga dianggap "tidak cocok" dengan budaya makan Indonesia. Benarkah veganisme berdampak negatif, atau justru memberikan manfaat bagi kesehatan dan kehidupan sosial?

Mitos vs. Fakta: Diet Vegan Tidak Penuhi Kebutuhan Gizi

Mitos: Banyak orang mengira bahwa diet vegan tidak mampu mencukupi kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin B12 karena tidak mengonsumsi produk hewani.

Fakta:

  • Protein bisa didapat dari tempe, tahu, kacang-kacangan, dan quinoa.
  • Zat besi dari bayam, kacang merah, dan biji wijen, asalkan dikonsumsi dengan vitamin C untuk penyerapan optimal.
  • Vitamin B12 memang lebih banyak terdapat dalam produk hewani, tetapi vegan bisa mengonsumsi suplemen atau makanan fortifikasi seperti plant-based milk.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, pola makan berbasis nabati yang seimbang dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes.

 

Veganisme vs  Budaya Makan Indonesia: Apakah Bisa Selaras?

Indonesia dikenal dengan hidangan berbasis daging dan santan, seperti rendang atau soto. Lantas, apakah diet vegan bertentangan dengan budaya lokal?

Fakta Menarik:

  • Beberapa makanan tradisional sudah vegan, seperti gado-gado, karedok, atau urap.
  • Restoran vegan dan warung makan "plant-based" semakin banyak di kota besar, menunjukkan adaptasi gaya hidup ini.
  • Acara sosial seperti arisan atau kenduri kini mulai menyediakan opsi vegan, mengurangi kesenjangan sosial.

Dari sisi sosial, veganisme justru membuka peluang bisnis kuliner baru dan meningkatkan kesadaran akan makanan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun