Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pedagang Krupuk Pisang, Usaha Kecil yang Mampu Bertahan di Masa Pandemi Covid-19

20 Desember 2021   15:57 Diperbarui: 20 Desember 2021   16:13 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedail Penjual krupuk Pisang di Jl. Basuki Rachmad (dokpri), 17/12/2021

Kisah Pak Usman

Di Jalan Basuki Rachmad Ujung II, Pangkalpinang, ada sebuah kedai kecil nan sederhana. Disitu pula tinggal keluarga pak Usman (bukan nama sebenarnya). 

Dulu kerja pak Usman sebagai sopir pickup yang mengangkut barang-barang di pasar untuk dicover ke toko-toko kecil di dalam kota Pangkalpinang. 

Dalam perjalanan waktu, sopir pick up semakin banyak. Harga yang awalnya sekali angkut Rp. 50.000,- turun drastis menjadi Rp. 25.000,-. Karena semakin banyak sopir dan harganya semakin menurun, ia membelok arah dengan membuka kedai kecil di rumahnya.

Jualannya masih kecil-kecil, seperti indomie, minuman air mineral, es, sabun, sikat gigi, biscuit, dll. Di teras rumahnya Usman menjual galon air isi ulang, ini pun termasuk titipan dari pedagang air. Juga ia menjual BBM dengan harga sama seperti di SPBU. Baginya, menjual BBM jauh lebih beruntung karena cepat habis dan putaran uangnya pun lancer.


Selang beberapa bulan, di kedainya ada banyak pedagang kecil rumahan yang memajang krupuk-krupuk di kedainya. Krupuk-krupuk itu, banyak macam jenis bahan baku dan warna. 

Banyak macam krupuk ini berasal dari berbeda-beda pemilik usaha kecil rumahan. Maksimal pajangan krupuk dalam satu ikat tentengan berjumlah 25 bungkus, dan satu bungkus itu hanya berisi 7-10 irisan satu buah pisang berupa lempengan pisang yang sudah diolah. Kalau diukur secara riil, satu bungkus krupuk pisang tadi, bisa saja hanya 1 buah pisang. Itu pun buah pisang yang berukuran standar.

Saya sering berkunjung dan kadang-kadang duduk ngobrol seputar usaha kecil keluarga yang menitipkan barang dagang mereka. Menariknya, dalam obrolan itu, krupuk pisang menjadi bahan cemilan dalam obrolan yang panjang. 

Kenapa? Menurut Usman, krupuk pisang laris bagi pembeli. Karena termasuk makanan ringan, teman dalam duduk ngobrol. 

Dan tidak hanya itu, krupuk pisang terbilang paling murah dari semua barang dagang yang dipajang oleh pedagang usaha kecil rumahan di kedainya.

Krupuk Pisang, Usaha Kecil Rumahan yang Mendatangkan Pendapatan

Dirilis dari Wikipedia, pisang masuk dalam genus Musa, famili Musaceae dan termasuk dalam kelas tumbuhan berkeping biji tunggal. Dapat dibaca disini!

Tumbuhan berkeping biji tunggal dalam istilah ilmu Biologi disebut monokotil. Mono artinya satu, dan kotil dari kotiledon yang artinya daun yang pertama kali muncul pada saat bertunas untuk tanaman biji.

Tumbuh monokotil memiliki ciri yang dapat dilihat seperti akar serabut, tulang daunnya melengkung atau sejajar, batang tumbuh tidak bercabang, dan lain-lain. Informasi lebih lengkap, dapat dibaca disini! 

Tanaman pisang termasuk tanaman khas Indonesia. Hampir di setiap pulau di negeri ini, tanaman pisang menjadi tanaman favorit untuk para petani. Pisang dapat dipanen kapan saja. Karena pisang tumbuh sesuai dengan segala jenis musim. 

Pohon pisang mati, ketika sudah berbuah dan masa berbuah hanya sekali saja. Buah pisang mengandung banyak nutrisi. Buah pisang jika sudah masak atau sudah tua dapat langsung dimakan atau bisa direbus dulu baru dimakan.

Pisang multifungsi dari akar hingga buahnya. Akar kata banyak orang, berfungsi untuk obat tradisiional, batang untuk ternak, daun untuk membungkus kue, dan buahnya untuk makanan.

Olahan buah pisang yang cukup terkenal, salah satunya adalah krupuk pisang. Krupuk pisang di kedai pak Usman sangat laris. Termasuk saya yang sering mencari krupuk pisang di kedai tersebut. Krupuk pisang selain gurih dan renyah, juga enak karena olahannya tanpa bahan pengawetdan terhitung murah meriah.

Hasil penjualan krupuk pisang

Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari kedai pak Usman, bahwa pedagang krupuk pisang itu mengolah sendiri. Dalam obrolan bersama, pedang krupuk pisang itu sekali membawa untuk 50 kedai kecil.

Setiap satu ikatan yang dipajang di kedai, ada 25 bungkus dengan harga perbungkus Rp. 1.000,-. Itu artinya ketika saban hari pedagang mengambil di satu kedai, ia mendapat income Rp. 25.000,-. Jika diambil di 50 kedai, pedagang mendapat Rp. 1.250.000,- Ini hitungan dengan mengandaikan kalau semua krupuk pisang yang dipajang, laku semua untuk satu hari. Kalau pun tidak semua krupuk laku diandaikan 10% lalu dipotong dari harga bersih Rp. 1. 250.000,-  maka pedagang krupuk pisang mendapat pemasukan Rp. 1. 125.000,-

Bagimana kalau hitungan sebulan? Sebulan 30 hari. Kalau 30 hari itu kita potong 7 hari dengan perhitungan bahwa 4 hari tidak ada operasional karena hari minggu. Lalu tiga harinya penjualan krupuk pisang membiarkan krupuk pisangnya di kedai sampai habis terjual maka selama sebulan hanya dihitung 23 hari. Jika 23 hari dikalikan dengan Rp. 1.125.000, maka pendapatannya menjadi Rp. 25.875.000,-

Krupuk Pisang, Teman cemilan dalam kerja (dokpri), 19/12/2021
Krupuk Pisang, Teman cemilan dalam kerja (dokpri), 19/12/2021

Hasil dari penjualan ini dipotong 25% untuk pembelian bahan baku (buah pisang dan bahan bakar, dll) dan 25% untuk sistem penggajian, biaya listrik dan air maka 50% dikalikan dengan Rp. 25.875.000,- maka hasilnya Rp. 12.937.500,- 

Dari hasil ini jika JNE mau mempromosikan untuk menawarkan antar jemput pemasaran krupuk pisang di kedai-kedai kecil yang sudah menjadi target pemasaran baik di dalam kota atau pun antar kota kabupaten, hemat saya ini merupakan hal yang sangat positip. 

Peran JNE menolong pera pedagang kecil dan menengah dengan harga bisa dijangkau, jauh lebih membantu para pedagang kecil. Sehingga pedagang kecil hanya memfokuskan diri pada produksi dan mencari target pemasaran.

Andaikan JNE mengambil upah antar jemput barang dagang usaha kecil dan menengah ke tempat sasar seperti kedai-kedai kecil, dengan harga 10% maka hasil tadi, Rp. 12. 937.500,- maka pedagang rumahan masih mendapat keuntungan sebesar Rp. 11.643.750,- Peluang usaha ini bisa dilakukan kerjasama antara JNE dan pengusaha kecil dan menengah jika badan usaha swasta seperti JNE berkehendak untuk mengangkatmartabat usaha pedagang-pedagang kecil dan menengah. Apalagi JNE termasuk usaha yang sudah mendunia. Kerjasama antar lembaga telah memiliki pengalaman yang banyak. Dan sudah saatnya, JNE menolong usaha kecil dan menengah mendukung program pemerintah melalui Permenkop UKM No. 2 Tahun 2021, dalam pengangkat perekonomian nasional. Situasi seperti pandemi sekarang, JNE sangat diandalkan oleh masyarakat termasuk para pedagang rumahan.

Tanaman Pisang di Pangkalpinang

Tanaman pisang di Kota Pangkalpinang berasal dari luar kota, dari desa-desa di sekitar kota Pangkalpinang. Tanaman pisang di setiap tempat, titik tumbuhnya berbeda. Ada yang bisa sampai panen. Tetapi ada juga yang tidak sampai panen. 

Sudah berbuah, namun belum sampai panen, daun-daunnya mulai menguning dan mati. Mati sebelum panen. Inilah pengalaman yang juga saya alami. Penyebabnya ialah tanah pulau Bangka mengaandung tingkat keasaman tanah sangat tinggi. Apalagi tanah bekas tambang timah.

Pohon Pisang, Mati sebelum panen di kebun saya (dokpri), 20/12/2021
Pohon Pisang, Mati sebelum panen di kebun saya (dokpri), 20/12/2021

Namun demikian, para petani tetap berusaha untuk menanam pisang dengan harapan supaya bisa makan kalau ada buah, kalau tidak ada buah atau rusak, batang dan daun pisang masih dapat digunakan untuk keperluaan lain. Karena situasi tumbuhkembang pisang di Bangka berbeda dengan mungkin di daerah lain maka dalam kalkulasi perhitungan usaha pembuatan krupuk pisang, 25% untuk pembelian bahan baku seperti buah pisang, dll.

Kolaborasi JNE dan Pedagang Krupuk Pisang

Kolaborasi usaha bisa terwujudkan oleh JNE yang telah bertahan 31 tahun ini dan pedagang krupuk pisang. Keduanya dapat membuka ruang usaha dengan saling menerima peluang yang ada. Pemerintah dapat menjadi pengantara. Peluang kerjasama ini, tergantung siapa yang memulainya. Karena sama-sama memiliki market usaha dengan margin usaha tersendiri.  

Walau demikian, peluang usaha JNE untuk menjemput barang dagangan krupuk pisang ke kedai pemasaran merupakan peluang yang terbuka lebar. Hal pokoknya ialah siapa yang memulai duluan, inilah terbentang lebar juga. Bagi saya, JNE harus memulai duluan untuk mendekati dan bernegosiasi dalam peluangan usaha antar jemput barang dagangan. 

Memang, JNE telah memiliki akses digitalisasi dengan fasilitas yang bisa diakses oleh semua masyarakat. Namun, bagi pedagang kecil dan menengah, mereka masih gagap teknologi dan hampir tidak memiliki waktu untuk berurusan dengan teknologi digital. Sibuk kerja apalagi masih manual.

JNE yang telah mendunia apalagi sudah berusia 31 tahun, harus juga merambat ke lokus-lokus kecil dan menengah, sehingga kebermanfaatan JNE menjadi kebermanfaatan masyarakat kecil dengan usaha yang kecil dan menengah. JNE mampu kok? Saya yakin JNE Ok! ***

Pangkalpinang, 20 Desember 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun