Mohon tunggu...
Alfonsius Febryan
Alfonsius Febryan Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi 'Fajar Timur'-Abepura, Papua

Iesus Khristos Theou Soter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Teknologi dan Penghayatan Iman

28 Maret 2020   01:48 Diperbarui: 28 Maret 2020   02:24 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dimana dapat diuraikan bahwa Kesatuan universal itu dapat diartikan sebagai tahap baru evolusi manusia, di mana akan tecapai suatu keutuhan budi dan hati manusia dalam cinta kasih ilahi. 

Cinta Kasih Ilahi ini dipahami Teilhard sebagai diri pribadi Yesus sendiri, rute akhir dari perjalanan sejarah alam semesta. Pada aras inilah ditemukan titik temu antara teknologi dan agama. 

Kendati teknologi muncul dari hasil kegelisahan manusia atas sejarah dan masa depanya, teknologi tak lain adalah buah dari sebuah proses kreatif ciptaan Allah.

Teknologi sebagai pancaran evolusi Ilahi

Teilhard berusaha mencari jalan tengah antara agama dan ilmu pengetahuan dengan tetap mempertahankan eksistensi masing-masing. Baginya, teori evolusi harus dimengerti sebagai kesatuan fundamental yang menandai kosmos seluruhnya, termasuk di dalamnya adalah manusia. Kesatuan itu bersifat dinamis. 

Artinya, kesatuan itu merupakan proses yang sedang berlangsung dan akan terus berlangsung. Sebuah proses yang akan terus menjadi. Dalam proses evolusi, Tielhard berpendapat bahwa setiap fase mempunyai waktunya sendiri. 

Teilhard menolak pandangan tradisional (juga kreasionisme) yang melakukan dikotomi secara tajam antara benda mati dan benda hidup, materi dan roh. 

Menurutnya, di dalam materi terdapat segi dalam (aspek hidup-sadar) dan segi luar (aspek fisik-kimiawi). Dan segi dalam inilah yang memungkinkan proses evolusi. Dengan demikian, semua materi itu sesungguhnya hidup, kendati masing-masing memiliki intensitas dan "kehidupan" yang berbeda.

 Kehidupan muncul karena intensitas segi dalam yang mencapai tingkat lebih tinggi (kompleks). Tielhard memberikan hukum kompleksitas-kesadaran (complexity of consciousness) untuk menjelaskan adanya hubungan yang erat antara kompleksitas struktur materi dengan intensitas kesadaran. Segi dalam suatu materi akan semakin intensif apabila struktur materi (segi luar) lebih kompleks. 

Oleh karena itu, semakin bertambah kompleks sturuktur suatu materi, semakin sempurna pula tahap evolusinya. Variabel perkembangan materi tersebut berlangsung sebagai berikut: berawal dari elemen partikel atom ke molekul, dari molekul ke bentuk sel, dari satu sel ke multi-sel, dari sel yang paling primitif ke organisme yang paling kompleks, kemudian berakhir dengan entitas yang paling kompleks yang kemudian disebut: manusia. Jadi, manusia adalah puncak seluruh kompleksitas evolusi dunia.

 Teilhard menunjukkan kesesuaian teori evolusinya dengan paham penciptaan dalam dua aspek berikut: Pertama, menciptakan dimengerti sebagai menjadikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun