Mohon tunggu...
Alfonsus Jimmy Hutabarat
Alfonsus Jimmy Hutabarat Mohon Tunggu... Freelancer - Masih mahasiswa.

Seorang pria yang bercita-cita menjadi nabi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kapal Kebijaksanaan

17 Juli 2019   14:46 Diperbarui: 17 Juli 2019   15:07 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semua ayah bijaksana berasal dari anak nakal yang tak percaya nasihat ibunya

Ia kemudian terjatuh berkali-kali, bangkit berkali-kali lalu tercerahkan berkali-kali

Semua ibu pemberi nasihat yang baik berasal dari anak nakal yang tak mau dinasihati

Ia jatuh berkali-kali, bangkit berkali-kali, tercerahkan untuk kemudian memberi nasihat

Kemudian kita tahu satu hal bahwa kebijaksaan tak hadir tiba-tiba

Ia mendiami diri orang-orang yang mau mencari dan dianggap pembangkang

Mereka tidak mau menerima mentah-mentah hal-hal yang dianggap lumrah di dunia

Mereka selalu ingin bertanya "Kenapa bisa demikian?"

Mereka menjelajahi samudera tak bertuan

Menaiki kapal keingintahuan dengan nahkoda keras kepala

Berlayar ditiup angin keyakinan

Sampai ia akhirnya ingin pulang

Setelah mendapat apa yang Ia cari

Menceritakan pada penghuni-penghuni baru  bumi

Kesalahan-kesalahan yang pernah ia perbuat dengan cara yang terkesan menggurui

Penghuni-penghuni baru bumi tidak semua bisa yakin

Mereka kemudian menerima petualangan mereka sendiri dengan keyakinan yang berapi-api

Di dunia keras kepala yang penasaran.

(Perpustakaan Induk, 17 Juli 2019. 14:38 WIB)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun