Mohon tunggu...
Alfi Syahrin
Alfi Syahrin Mohon Tunggu... Lainnya - English education '18 (Universitas Jambi)

Hanyalah seorang manusia yang menulis dan masih belajar dalam menuangkan ide ide didalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mudik? Dilarang Lagi?

26 April 2021   11:41 Diperbarui: 26 April 2021   11:58 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Idul fitri tak terasa akan datang sebentar lagi, pada saat saat ini biasanya massyarakat mulai pulang kekampung halaman mereka atau mudik. Tetapi kondisi dan keadaan indonesia saat ini tidak bersahabat untuk masyarakat, yaitu masih dalam keadaan social distancing dimana pemerintah mengeluarkan kembali larangan untuk mudik mulai pada tanggal 6 mei 2021. Larangan ini dikeluarkan oleh pemerintah untuk memutus rantai virus corona yang menyerang indonesia pada tahun 2020 lalu. Banyak pihak yang menanggapi tentang hal ini terutama masyarakat yang berada di daerah perantauan. Sebenarnya bagaimana larangan pulang kampong atau mudik ini dilihat dari presfektif mahasiswa dan masyarakat perantauan, apakah ada hal positif dan negatifnya? Serta sebaiknya bagaimana mahasiswa dan masyarakat menanggapi hal terssebut?.

Hal pertama yang dilihat oleh mahasiswa perantauan terhadap larangan mudik ini adalah adanya dampak positif. Dampak positif dari larangan mudik ini yaitu mengurangi penyebaran virus covid 19 yang nantinya akan terjadi pada arus mudik. Sekretaris jenderal dpp partai gerindra ahmad muzani menghimbau masyarakat indonesia untuk menaati larangan pemeritah tersebut, karena dengan menaatinya maka indonesia akan aman (republika). Seperti yang kita ketahui arus mudik di indonesia terdiri dari kerumunan masyarakat yang besar, dari keramaian inilah ditakutkan jika akan menyebarkan virus covid 19. Dimana kebanyakan masyarakat atau mahasiswa perantauan menggunakan transportasi umum seperti bis, kereta, ataupun pesawat untuk mudik. Didalam transportasi umum ini biasanya orang orang duduk bersebalahan dan tidak menjaga jarak. Seperti yang telah diberitahukan oleh who bahwa jika physical distancing dapat mengurangi penyebaran dari covid-19, dengan cara menjaga jarak minimal 1m dengan orang lain serta tidak berada di keramaian, sehingga dengan larangan ini dapat membantu masyarakat agar tidak tertular covid 19 (who). Selain membantu memutus mata rantai covid-19, dengan karangan ini membuat kita sadar bahwa waktu bersama keluarga itu sangat berharga. Mungkin sebelumnya banyak orang yang tidak menyadari betapa berhrgany waktu bersama keluarga yang mana orang orang sibuk mengurussi urusan mereka masing masing dan menganggap jika waktu bersama keluarga selalu bisa di habiskan kapan saja. Tetapi tidak dengan ssekarang, dimana orang orang akan kesulitan untuk mudik dan bertemu keluarga mereka.

Bagaimanapun terdapat dampak negative dari larangan mudik ini yaitu terjadinya lonjakan keramaian mudik, kerugian yang dialami oleh pengusaha bus atau travel dan pedagang yang menjual segala hal yang terkait dengan lebaran ini, seperti penjual kue, makanan lebaran, ataupun fashion. Lonjakan keramaian yang terjadi pada hari hari sebelum pelarangan mudik bisa terjadi, karena masyarakat berbondong bonding mengejar hari sebelum dilakukannya razia mudik ini. Sehingga  hal ini dapat membuat lonjakan yang besar pada virus covid-19 untuk menginfeksi masyarakat. Penguasaha bus dan travel lain seperti kapal mengalami kerugian dari larangan yang dikeluarkan oleh pemerintah, dimana biasanya mereka mendapat keuntungan yang besar dari mudik ini. Tetapi karena hal tersebut banyak masyarakat yang tidak menggunakan jasa tranportasi itu sehingga para penguasaha bus dan kapal mendapat penghasilan yang sedikit (detik.finance). Para pedagang yang menjual hal hal tersebut mengalami kerugian dikarenakan kurangnya pembeli, biasanya orang orang yang mudik akan membeli hala hal tersebut untuk dibawa pada saat mudik. Namun, karena adanya larangan ini maka masyarakat malas untuk membeli hal hal tersebut karena mereka hanya dirumah saja dan tidak kembali ke kampong halaman.

Kita sebagai masyarakat harus menyikapi hal ini dengan baik, karena hal tersebut untuk kebaikan bersama, dimana untuk memutus rantai covid-19. Hal ini di upayakan untuk membuat indonesia sehat, aman, dan terbebas dari covi d-19. Jika kita tidak menyikapi hal ini dengan sungguh sungguh maka covid-19 tidak akan hilang dari indonesia, dan kita tidak bisa melakukan hal normal seperti sebelumnya. Kita dapat melihat sendiri contoh nyata dari india, dimana masyarakatnya tidak mematuhi protocol kesehatan dan larangan mudik.akibat dari hal itu, membuat lonjakan paien covid-19 semakin banyak di india, bahkan para pasien di india saling berbagi ranjang karena banyaknya paien yang terpapar virus ini. Bagaimanapun, pemerintah pasti sudah memikirkan hal ini sebelum dicetuskan kepada masyarakat, tentang bagaimana tidak terjadinya lonjakan penularan covid-19.

Larangan mudik ini bukanlah hal yang baru di tahun ini, karen apada tahun sebelumnya     juga terdapat larangan mudik. Larangan ini tentu saja memiliki dampak possitif dan negative pada masyarakat, tinggal kita saja sebagai masyarakat yang menyikapi hal tersebut bagaimana. Hal ini sangat berpengaruh pada mahassiswa ataupun masyarakat perantauan. Alasan yang paling utama dari diberlakukannya larangan ini adalah memutuskan mata rantai covid-19 yang ada di indonesia.

References: [1] [2] [3]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun