"Pengantar" lahir dari sebuah kesederhanaan. Namun dari situ lah aku belajar, bahwa kesan yang dalam seringkali hadir dari hal-hal yang paling hening.
Untuk Siapa Puisi Ini?
Puisi ini bisa untuk siapa pun yang pernah menyimpan doa dalam diam. Untuk seseorang yang pernah berharap tapi tidak tahu bagaimana mengungkap. Atau mungkin, untuk diri kita sendiri, agar kita sealu ingat bahwa harapan tak harus selalu diteriakkan.
Aku percaya, bahwa setiap pembaca akan menemukan maknanya sendiri-sendiri. Itulah indahnya puisi --- ia tumbuh berbeda di setiap hati yang membacanya, ia hidup sebebas-bebasnya dari napas yang dihembuskan pembacanya.
Penutup: Biarkan Alam Menyampaikan
Puisi ini aku beri judul "Pengantar" karena aku tahu bahwa alam --- hujan, angin, udara --- bisa mengantar sesuatu dari kita kepada semesta. Doa, harapan, rasa sayang, bahkan kerinduan. Kita tidak harus menyampaikannya sendiri. Kadang kita hanya perlu percaya, dan alam akan melakukan sisanya.
Semoga puisi ini bisa menjadi pengantar untuk kita--- menuju renungan, menuju ketenangan, atau bahkan menuju seseorang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI