Mohon tunggu...
hendi cahyadi
hendi cahyadi Mohon Tunggu... Editor - blogging captcha

menulis membaca menonton

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hati-hati Menjaga Lisan dari Mencaci Maki dengan Nama Binatang

5 September 2019   13:11 Diperbarui: 23 Juni 2021   16:14 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga lisan dari mencaci maki orang lain (unsplash/jason-leung)

Coba renungkan, kita sering mendengar ayam jantan berkokok di waktu shubuh jam 3 maupun jam 4. Apakah kita yang mendengarnya mengucakan alhamdulilah karena telah dibangunkan oleh sang Ayam Jantan terus berwudlu sampai akhirnya kita melaksanakan shalat tahajud shalat shubuh berjama'ah, atau kah sebalik. Kita malah memarahi, mencacki maki ayam jantan yang telah membangunkan itu?

Rasanya, kebanyakan dari kita bukan mengucapkan alhamdulilah karena telah dibangunkan oleh sang Ayam Jantan, tapi malah mencaci maki sang Ayam Jantan. 

Kita sebagai orang beriman jangan menganggap sikap seperti itu sebagai sikap biasanya aja, sikap yang tidak ada balasan atau peringan. Karena untuk orang seperti ini Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sampai memperingatkan :

"Janganlah Engkau mencela ayam jantan, karena sesungguhnya ayam jantan itu yang membangunkan kalian shalat." (HR. Abu Dawud no. 5101, dinilai shahih oleh Al-Albani)

Jika memahami, merenungi hadits tersebut ini sebuah pukulan bagi kita semua. Kita yang nyata-nyata telah diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai mahluk yang paling sempurnya ternyata masih kalah, ternyata masih memiliki dosa dan salah atas perbuatan kita sendiri terhadap binatang yang tidak memiliki akal. 

Yang seharusnya, kita sebagai mahluk paling sempurna justru memberikan contoh budi perkerja baik kepada binatang, memberikan perilaku kasih sayang, penyayang kepada binatang sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menganugerahi semua anggota tubuh ini tanpa ada bayaran. 

Apakah kita lupa, bahwa kalau kita menyayangi, mengasihi orang lain, maka kita pun akan menerima kasih sayang dari orang lain pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun