Mohon tunggu...
Alfiansyah Syah
Alfiansyah Syah Mohon Tunggu... Warga Negara Indonesia -

Penikmat Senja

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Melepaskan Penyu Lekang di Sungai Manggar

18 Januari 2019   19:04 Diperbarui: 18 Januari 2019   19:10 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Kadang, ketika kami berdua mengeluh, saya langsung "menembak".

"Bagaimana jika kita dalam sehari mengumpulkan sampah di pinggir. Bawa karung sambil kumpulin sampah."

Apa jawabnya?

"Malas. Ngapain. Hanya orang bodoh yang melakukan hal itu. Habis-habisin tenaga. Kita pikir pakai logika. Kalau hari ini kita kumpulkan sampah, sama saja bohong. Sehari kita kumpulkan sampah, sehari ada 30 karung berisi sampah yang dibuang. Dan kalikan itu dalam sebulan?"

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Bukan ia pesimis, skeptis atau acuh tak acuh. Ipung mengajak saya berpikir secara logika dan terus terang. Hampir semua masyarakat yang tinggal di pesisir Sungai Manggar, membuang sampah di sungai. 

Belum lagi sampah yang ada di Pasar Manggar. Hal yang paling utama, yang harusnya  diperbuat adalah bagaimana menyadarkan masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai. Sayang sekali, saya dan Ipung, di Rukun Tetangga (RT) hanyalah masyarakat biasa. Tidak ada jabatan di instansi apa pun dan benar-benar :  rakyat jelata. Bahkan bukan seorang anggota dari kelompok yang secara hati-nurani bergerak di lingkungan hidup.

Ingin menyadarkan hati masyarakat pun sepertinya bukan keahlian kami, apalagi membuat semacam "tim relawan" yang bergerak untuk membersihkan sungai. Hal itu benar-benar bukan kapasitas kami. Apalagi harap maklum---budaya yang melekat di Indonesia, jika menegur seseorang, pasti orang tersebut akan bertanya kembali bahwa "Anda itu siapa, berani menegur saya?"

Sekitar bulan November 2018, ada 10 mahasiswi  dari Akademi Kebinanan Borneo Medistra yang telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di RT saya. Program-programnya sangat baik dan mereka begitu aktif di masyarakat. Mereka mengeluhkan mengenai warga sekitar yang membuang sampah di sungai. Mereka ingin membuat tempat sampah, namun hal itu ditolak karena sudah masuk dalam agenda pemerintah bahwa akan ada tempat sampah untuk warga sekitar.

Saya yakin mereka mau bergerak, tanpa 'embel-embel' pemerintah. Karena saya percaya, apa yang dilakukan oleh mahasiswa adalah murni dari hati-nurani, tanpa ada---embel-embel---bendera politik.

 Akan tetapi, mereka harus ikuti aturan yang berlaku di lingkungan yang mereka tempati. Alhasil, menurut penuturan salah satu mahasiswi itu, mereka, hanya bisa mengkampanyekan "jangan buang sampah di sungai" bagi anak-anak yang ikut bimbingan belajar gratis di posko yang mereka huni. Salah satu langkah yang positif, karena kalau bukan dari generasi muda, kepada siapa lagi kita akan percaya.

Harusnya, pemerintah menambah tempat penampungan sampah. Di tempat saya, di Kampung Trans,  sudah ada ratusan kepala keluarga. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah tempat sampah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun