Pagi Jer, tanggal 1 (Maret) gas Pangrango??
Yup itu adalah pesan singkat saya di hari Senin 24 Februari 2025 kepada Jere untuk melakukan pendakian tektok gunung Pangrango via Cibodas. Sebenarnya ini adalah ajakan kedua saya setelah yang pertama di Bulan Desember 2024 gagal. Pendakian ini cenderung dadakan, ya kenapa tidak hanya kurang lebih 1 minggu kita mempersiapkan diri untuk melakukan pendakian. Terpikirnya melakukan pendakian ini ketika saya mendapatkan info dari anak didik saya (privat renang) bahwa pada tanggal 28 Februari renang diliburkan karena mereka libur awal puasa, sejenak saya langsung menyusun rencana untuk  melakukan pendakian. Dengan demikian saya pun menyusun rencana, Jumat 28 Februari jam 7 menuju BC dan Sabtu, 1 Maret jam 05.00 melakukan pendakian. Saya pun sampaikan kepada Jere bahwa hari Jumat nanti kita akan bertemu di Bukit Pelangi pukul 19.00 dan kemudian melanjutkan perjalanan ke BC.
Pukul 17.35 WA dari Jere masuk, dalam perjalanan ke Sentul ya aku bang, pesan singkat dari Jere. Sontak saya pun kaget, seingat saya janjian kita adalah pukul 19.00 bertemu di Bukit Pelangi, kenapa setengah 6 dia sudah dalam perjalanan apalagi kondisi hujan. Saya pun siap-siap mandi dan menyempatkan diri mencari makan setelahnya kemudian membeli logistik untuk keperluan tektok nanti. Saya cukup santai karena saya sudah mengetahui lokasi BC walaupun posisinya belum terlalu paham, namun dari Sentul ke BC dan kemudian estimasi waktu pendakian semua sudah saya persiapkan, sehingga saya tidak terlalu buru-buru, apalagi ditambah hujan yang tak kunjung henti, membuat MAGER. Jam 19.07 Jere pun sampai di Bukit Pelangi dan kemudian saya bergegas menuju TKP yang jaraknya dari lokasi kontrakan saya kurang lebih 20 menit.
Sesampainya di-TKP Jere tidak ada, saya pun menghubunginya, ternyata Jere menunggu di Bukit Pelangi Golf, sehingga terlewat jauh dari TKP. Saya pun menunggu di pintu keluar Bukit Pelangi, berharap Jere segera tiba, namun Jere terlihat kebingungan melalui pesan WA dan telepon dia takut tersesat dan tidak tau arah menuju pintu keluar walaupun saya sudah mengirim shareloct lokasi saya. 20 menit kemudian Jere pun tiba dengan hanya diterangi lampu reting kanan yang hiduuuuuupp. Ternyata ini yang menjadi alasan Jere berangkat jam 17.00 tadi, agar tidak gelap, dan alasan kenapa dia takut tersesat di bukit pelangi karena tidak ada pencahayaan dari lampu motornya. Huufff. Alhasil saya pun menyarankan kembali ke kontrakan saya untuk menitipkan motornya, dan menuju BC menggunakan 1 motor saja.
22.03 kami pun sampai di BC Kang Barnas langsung mengganti pakaian kami dengan baju hangat untuk tidur, ya 6 jam tidur cukup untuk mempersiapkan tubuh serta fisik kami melakukan pendakian di subuh nanti. Jam 04.00 alarm HP saya pun berbunyi, sembari mengumpulkan nyawa saya pun membangunkan Jere, dan kami pun bersiap-siap, packing kembali dan sarapan. Sembari sarapan Kang Barnas melakukan briefing kepada kami dalam pendakian kali ini. Setelah briefing selesai kami pun memulai perjalanan menuju alam Cibodas, pintu rimba gunung Pangrango.
Kami pun mulai melakukan pendakian Gunung Pangrango pukul 05.25 sembari cahaya mentari terlihat dari sela-sela pepohonan alam Cibodas. Berbeda dengan saudaranya sang pemilik alun-alun surya kencana Gunung Gede yang memiliki track tanah dan akar-akar, Gunung Pangrango menyajikan track bebatuan yang khas, hampir sepanjang mata memandang hanya terlihat track bebatuan. 05.50 kami pun sampai di Pos Tarengtong.
Pos Tarengtong kami hanya sekedar lewat sembari mengambil beberapa dokumentasi, ya karena masih pagi dan baru memulai perjalanan jadi tenaga kami pun masih banyak.Sama dengan gunung-gunung di Indonesia pada umumnya, Gunung Pangrango juga menyajikan plang atau papan informasi terkait flora dan fauna yang terdapat di dalam hutan Gunung Pangrango.Tak jauh dari pos Tarengtong 20 menit berjalan kami pun sampai di salah satu tempat iconic Gunung Pangrango selain Jembatan Gayongongnya, Yup tempat itu adalah Telaga Biru, kami sampai pukul 06.10.
Cukup lama kami beristirahat di Telaga Biru untuk menikmati nuansa tenang  sembari mendengar kicauan burung, suara angin dan aliran air yang syahdu. Saya sangat menikmati momen ini, mungkin ketika kembali lagi, saya akan menghabiskan waktu yang cukup lama disini. Setelah puas menikmati suasana pagi di Telaga Biru, kami pun melanjutkan perjalanan yang sejatinya masih jauh, kurang lebih 6-7 jam menuju puncak Pangrango.