Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Faktanya, Tak Sedikit Orang Bekerja di Bidang yang Sama Sekali Berbeda dengan Latar Belakang Studi

29 Maret 2021   09:36 Diperbarui: 29 Maret 2021   13:55 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi salah jurusan. Gambar: Kagama.co

Seorang kawan lulusan teknik mesin kini menekuni profesi yang sangat jauh berbeda dengan latar belakang pendidikannya. Haris, demikian biasa kami memanggilnya. Ia adalah kawan seangkatan saya ketika masih sama-sama kuliah dulu. Bisa dikatakan, ilmunya kini sama sekali tak terpakai. 

Pasalnya, bisnis yang ia tekuni ialah Kuliner! Bukankah itu seperti kutub Utara dan Selatan yang saling bertolak belakang? Ya, tentu saja. Tapi Haris tidak ragu terjun di bisnis ini. Sudah cukup lama dari ia memulai bisnis kuliner. 

Seingat saya sudah sekitar 7 tahun. Saya katakan ia cukup sukses walaupun bisnisnya tidak di kota besar. Ia membuka usaha di tanah kelahirannya, Wonogiri, Jawa Tengah.

Lain lagi dengan Andi. Ia merupakan kakak tingkat saya semasa kuliah dulu. Saat ini ia bekerja sebagai seorang tenaga penjualan (sales). Ilmu tekniknya memang masih terpakai. Tapi sangat sedikit. Bila diambil presentase, mungkin hanya sekitar 10 persen saja pembelajaran perkuliahannya yang terpakai. 

Sisanya, ia lebih menggunakan soft skill sebagai "senjatanya" dalam mengarungi pekerjaan sehari-hari. Seorang sales memang lebih dituntut bagaimana ia bisa merayu dan menghadapi konsumen, mencari jaringan (networking) seluas mungkin, ketrampilan bernegosiasi, guna mencari orderan sebanyak mungkin demi tercapainya target penjualan. 

Tak hanya bekerja untuk perusahaan, ia juga memiliki usaha sampingan lain yakni : jualan sembako! Jelekkah? Tidak! Saya katakan ia pun cukup sukses. Bapak dua anak ini, meskipun istrinya tidak bekerja, berhasil membeli rumah disebuah kawasan elit di kawasan metropolitan JABODETABEK.

Haris dan Andi adalah dua contoh orang yang bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Masih banyak lagi diluar sana orang-orang yang bekerja dibidang yang sama sekali berbeda dengan jurusan ketika sekolah. Ilmunya seperti tidak terpakai. Salah profesi? Hmmm.. nanti dulu. 

Tergantung dari sudut mana memandangnya. Kalau dikatakan salah profesi karena tidak sesuai jurusan perkuliahan, iya. Tapi kalau salah profesi pekerjaan, sama sekali tidak! Faktanya mereka sukses. Memang kenyataan dilapangan terkadang tidak sesuai ekspektasi. Bekerja dan menuntut ilmu itu tidak sama. 

Dunia kerja dan dunia pendidikan itu berbeda. Ketika menuntut ilmu mungkin anda akan bergulat dengan nilai. Semakin tinggi nilai, semakin anda akan dianggap berprestasi. Nilai terkait dengan IQ (kecerdasan intelektual). Maka semakin tinggi IQ seseorang, semakin pintar ia. Itulah pendidikan. Keberhasilan (prestasi) diukur dari nilai. 

Tetapi dunia kerja tidak seperti itu. Yang dulu sekolahnya tidak pernah mendapatkan ranking kelas, belum tentu ia tidak akan sukses. Sedikit sharing, tiga lulusan terbaik seangkatan saya sewaktu kuliah dulu tidak lebih sukses dari beberapa orang kawan yang nilai kuliahnya selalu jeblok. Beberapa kawan yang tak pernah berprestasi secara akademik, kini sudah melanglang buana keliling dunia. 

Saya melihatnya sendiri. Pengalaman itu membuat saya menarik kesimpulan berharga bahwa hidup ini tidak hanya bergantung pada nilai.

Dunia kerja tidak hanya  mengandalkan IQ, tetapi juga EQ (Emotional Quotient). Tidak hanya hard skill, melainkan lebih mengutamakan soft skill. Kemampuan untuk kita bisa beradaptasi dengan lingkungan. Kemampuan untuk kita dapat bersosialiasi dengan orang lain. Bagaimana kita dapat membawa diri ditengah situasi ataupun lingkungan kerja. Justru soft skill inilah yang membuat kita menjadi insan yang kompetitif. Mampu bersaing ditengah persaingan yang semakin ketat.

Untuk sukses dalam dunia kerja, kita perlu memiliki selling point yang tidak banyak dimiliki orang lain. Selling point berarti keunggulan apa yang dapat kita jual. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun