Teknik Pengambilan Sampel Non-Probabilitas (Non-Random Sampling)
Tidak semua anggota populasi punya peluang sama, cocok untuk penelitian kualitatif atau populasi sulit dijangkau.
Purposive Sampling (Sampel Tujuan / Pertimbangan)
Memilih responden berdasarkan kriteria khusus.
Contoh:
- Hanya mewawancarai siswa yang aktif di OSIS.
Quota Sampling (Sampel Kuota)
Memilih responden sampai jumlah tertentu terpenuhi sesuai karakteristik.
Contoh:
- 20 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
Snowball Sampling (Sampel Bola Salju)
Responden awal merekomendasikan responden lain, cocok untuk populasi sulit dijangkau.
Contoh:
- Penelitian tentang komunitas remaja eksklusif.
Convenience Sampling (Sampel Kemudahan)
Memilih responden yang mudah dijangkau.
Contoh:
- Menanyai teman satu kelas yang sedang berada di ruang kelas.
Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Sosial
Pengumpulan data adalah proses memperoleh informasi yang relevan, valid, dan reliabel untuk menjawab rumusan masalah penelitian sosial. Data didapatkan dari objek penelitian yaitu responden atau narasumber. Ada berbagai teknik untuk mendapatkan data dalam penelitian sosial, ada dua jenis data,
Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari sumber pertama (objek penelitian). Teknik pengambilan datanya,
Observasi
Teknik pengamatan langsung sesuai responden yang dijadikan objek penelitian, yaitu:
Observasi Partisipatif, peneliti ikut serta dalam aktivitas sosial yang diteliti
Contoh:
- Guru ikut dalam kegiatan belajar-mengajar untuk meneliti pola interaksi siswa.
Observasi Non-partisipatif, peneliti hanya mengamati tanpa ikut terlibat
Contoh:
- Mengamati interaksi pedagang dan pembeli di pasar.
Observasi Terstruktur, peneliti sudah menyiapkan instrumen/indikator apa yang akan diamati.
Contoh:
- Peneliti membuat tabel checklist untuk menilai kedisiplinan siswa (misalnya: datang tepat waktu, membawa buku, ikut mencatat).
Observasi Tidak Terstruktur, peneliti hanya mengamati secara umum tanpa pedoman baku.
Contoh:
Peneliti menulis catatan lapangan tentang cara siswa berinteraksi secara spontan di kantin sekolah
Wawancara
Teknik bertanya langsung kepada responden, yaitu:
Wawancara Terstruktur, pertanyaan sudah disiapkan sebelumnya, bentuknya baku, sama untuk semua responden.
Contoh:
- Peneliti ingin meneliti pendapat masyarakat tentang kenaikan harga BBM. Pertanyaan wawancaranya:
- “Apakah Anda setuju dengan kenaikan harga BBM 2025?”
- “Apa dampak langsung yang Anda rasakan setelah BBM naik?”
- “Apakah kenaikan harga BBM mempengaruhi pengeluaran bulanan keluarga Anda?”
Wawancara Semi-terstruktur, pertanyaan sudah ada, tapi pewawancara bisa menambahkan pertanyaan lain sesuai jawaban responden.
Contoh:
- Penelitian tentang remaja dan penggunaan TikTok. Pertanyaan wawancaranya:
- “Berapa lama Anda menggunakan TikTok dalam sehari?”
- Jika responden menjawab: “Bisa 3–4 jam.” Pewawancara bisa melanjutkan:
- “Kenapa sampai selama itu? Apakah ada dampaknya bagi sekolah atau aktivitas Anda?”
Wawancara Tidak Terstruktur,
Tidak ada pedoman pertanyaan yang kaku, pewawancara bebas menyesuaikan alur percakapan.
Contoh:
- Penelitian tentang perubahan budaya di desa akibat pariwisata. Pewawancara bisa memulai dengan:
“Bisa ceritakan bagaimana kondisi desa sebelum ada wisatawan?” Lalu membiarkan responden bercerita panjang, sambil sesekali menanyakan detail.
Wawancara Mendalam (In-depth Interview),
Digunakan untuk menggali informasi detail, biasanya dengan informan kunci (tokoh masyarakat, pejabat, aktivis).
Contoh:
- Penelitian tentang konflik agraria. Pewawancara mewawancarai ketua kelompok tani. Pertanyaan wawancaranya:
- “Sejak kapan masalah tanah ini muncul?”
- “Bagaimana sikap pemerintah desa terhadap konflik ini?”
- “Apa langkah masyarakat untuk memperjuangkan hak atas tanah?”
Angket / Kuisioner / Survey
Teknik menjawab pertanyaan langsung yang diisi oleh responden, yaitu:
Berdasarkan jenis pertanyaan:
Angket Terbuka
Responden bebas menjawab sesuai pandangan pribadi.
Contoh:
- “Apa pendapat Anda tentang kenaikan harga BBM?”
Angket Tertutup
Responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan.
Contoh:
- “Apakah Anda setuju dengan kenaikan harga BBM?”
- a) Setuju
- b) Tidak setuju
- c) Ragu-ragu”
Angket Campuran
Kombinasi terbuka dan tertutup.
Contoh:
- “Apakah Anda puas dengan pelayanan publik di kelurahan ini? (Ya/Tidak)”
- “Jelaskan alasannya!”
Berdasarkan cara penyebaran:
Angket Langsung
Diberikan langsung kepada responden.
Contoh:
- Kuesioner survei kepuasan siswa di sekolah.
Angket Tidak Langsung
Dikirim melalui email, Google Form, atau pos.
Contoh:
- Angket penelitian online tentang kebiasaan remaja menggunakan TikTok.
Berdasarkan Skala Pengukuran (Likert):
Skala Nominal
Mengelompokkan data
Contoh:
- Jenis kelamin:
- a) Laki-laki b) Perempuan
Skala Ordinal
Mengurutkan data
Contoh:
- Tingkat kepuasan pelayanan sekolah:
- a) Sangat puas
- b) Puas
- c) Cukup
- d) Kurang
- e) Tidak puas
Skala Interval
Ada pengukuran jarak yang sama antar pilihan data
Contoh:
- “Seberapa sering Anda menggunakan media sosial dalam sehari?”
- 1 = Tidak pernah,
- 2 = Jarang,
- 3 = Kadang-kadang,
- 4 = Sering,
- 5 = Sangat sering.
Skala Rasio
Data yang memiliki nol mutlak
Contoh:
- “Berapa jam rata-rata Anda mengakses internet setiap hari?”
Berdasarkan Fungsi Penelitian:
Angket Pendahuluan (Preliminary Questionnaire)
Untuk mencari informasi awal sebelum penelitian lebih lanjut.
Contoh:
- Menanyakan kebiasaan siswa membaca buku sebelum menentukan topik penelitian literasi.
Angket Utama (Main Questionnaire)
Untuk mengumpulkan data inti penelitian.
Contoh:
- Menanyakan pola interaksi siswa di media sosial untuk penelitian komunikasi remaja.
Focus Group Discussion /FGD
Teknik diskusi bersama bersama beberapa responden sekaligus untuk menggali pendapat kolektif.
Contoh:
- Penelitian tentang gaya hidup mahasiswa kos. Lalu, peneliti mengumpulkan 6 mahasiswa kos. Pendalaman pertanyaan:
- “Bagaimana cara kalian mengatur uang bulanan?”
- “Apakah sering makan di luar atau masak sendiri?”
- “Apa kendala utama sebagai anak kos?”
Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber kedua atau sudah tersedia, bukan dari objek penelitian langsung. Teknik pengambilan datanya,
Studi Pustaka (Library Research)
Mengumpulkan data dari buku, jurnal, skripsi, artikel ilmiah, majalah, dan sumber tertulis lainnya.
Contoh:
- Mencari teori sosiologi tentang norma sosial di buku teks atau jurnal daring.
Dokumentasi (Document Analysis)
Mengambil data dari dokumen resmi, catatan, arsip, surat kabar, foto, video, atau rekaman.
Contoh:
- Arsip sekolah untuk melihat jumlah siswa tiap tahun.
- Foto kegiatan ekstrakurikuler untuk melihat interaksi sosial.
Studi Internet / Online Research
Mengumpulkan data dari sumber daring, seperti artikel berita, laporan pemerintah, website resmi, media sosial.
Contoh:
- Mengambil data jumlah pengguna media sosial di Indonesia dari situs resmi atau laporan riset online.
Studi Statistik / Laporan Resmi
Mengambil data dari publikasi resmi atau lembaga statistik, seperti BPS (Badan Pusat Statistik), laporan pemerintah, atau survei nasional.
Contoh:
- Meneliti angka kemiskinan, tingkat pendidikan, atau data kependudukan dari laporan BPS.
Jenis-Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitiannya,
Penelitian Deskriptif
Bertujuan menggambarkan fenomena sosial secara sistematis dan faktual tanpa mencari sebab-akibat.
Contoh: penelitian tentang gaya hidup remaja di perkotaan.
Penelitian Eksplanatif (Penjelasan)
Bertujuan menjelaskan hubungan sebab-akibat antar variabel sosial.
Contoh: pengaruh media sosial terhadap tingkat partisipasi politik remaja.
Penelitian Eksploratif
Bertujuan menemukan gejala atau konsep baru yang belum banyak diteliti.
Contoh: eksplorasi bentuk interaksi sosial di komunitas metaverse.
Penelitian Evaluatif
Bertujuan menilai efektivitas suatu kebijakan atau program sosial.
Contoh: evaluasi keberhasilan program Keluarga Harapan (PKH) di daerah pedesaan.
Penelitian Komparatif
Bertujuan membandingkan dua atau lebih fenomena sosial.
Contoh: perbandingan pola konsumsi antara masyarakat kota dan desa.
Berdasarkan bentuk penelitiannya,
Penelitian Dasar (Basic Research)
Untuk mengembangkan teori atau pengetahuan baru tanpa mempertimbangkan penerapan langsung.
Contoh: penelitian teori tentang hubungan sosial dan kapital budaya Bourdieu.
Penelitian Terapan (Applied Research)
Untuk memecahkan masalah sosial praktis di masyarakat.
Contoh: penelitian solusi pengentasan kemiskinan berbasis kewirausahaan lokal.