Mohon tunggu...
ALF
ALF Mohon Tunggu... Lainnya - ~

~

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sang Penerjemah

19 Oktober 2022   20:17 Diperbarui: 19 Oktober 2022   20:24 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sang Penerjemah. (Dokpri)

Pekerjaan ini cukup familiar di telingaku.
Sejak dulu.
Ketika aku baca buku terjemahan, disitu tertulis "diterjemahkan oleh" atau "penerjemah".

Atau ketika aku menonton film luar, penerjemah membantuku memahami cerita di film itu, karena keterbatasan bahasa asingku.

Ternyata tugas pekerjaan ini sangat luas, bermacam-macam.
Terutama penerjemah tersumpah yang bisa menerjemahkan berbagai hal lebih luas lagi.

Sampai akhirnya aku diperkenalkan dengannya.
Sang penerjemah.
Setahun lebih aku mengenalnya, juga mengenal pekerjaannya.

Ternyata, pekerjaannya tak mudah, banyak juga suka-duka, lika-liku.
Sepertinya semua pekerjaan begitu juga ya?
Klien yang seenaknya, bayaran yang seadanya, tenggang waktu yang tidak manusiawi dan lain sebagainya.
Itu dukanya, tentu saja sukanya juga banyak. Klien yang sangat menghargai, kata-kata baru yang seru untuk dicari, materi terjemahan yang unik sehingga asik untuk dikerjakan, batas waktu yang manusiawi, dan masih banyak lagi.

Puluhan tahun ia menekuni dunia penerjemah ini.
Luar biasa ya?
Aku sangat kagum padanya.
Ia tahu apa yang ia mau dan ia suka.
Lalu sepenuh hati ditekuninya.

Seperti semalam, ketika ia ada janji denganku untuk berbicara di telepon.
Tiba-tiba ia menelepon untuk meminta maaf karena tidak dapat memenuhi janjinya.
Ada pekerjaan katanya.
Ya, ia mendapat email dari klien.
Aku tak apa, aku malah sangat senang mendengarnya.
Suaranya di telepon begitu penuh semangat, bergairah, seperti mendapatkan sesuatu yang sangat "wah".
Begitulah ia sangat menyukai dan mencintai pekerjaannya.

Pernah juga, tahun lalu, saat kami jalan bersama untuk pertama kalinya.
Ia mendapatkan email dari klien, untuk menerjemahkan surat.

Aku melihatnya, merasakan kesungguhannya.
Kefokusannya.
Gairah dan semangatnya.
Sungguh nampak padanya.
Aku senang melihatnya, menemaninya.
Sesekali aku mengingatkannya, untuk sekedar makan kudapan yang kuberikan.
Aku agak khawatir padanya, duduk berjam jam lamanya.

Setelah selesai, terlihat kelegaan pada wajahnya, tubuhnya.
Walaupun aku tahu ia kelelahan, tapi itu tak ia tampakkan.
Guratan kepuasan, kesenangan yang ada di wajahnya.
Kemudian, kami lanjutkan perjalanan hingga larut malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun